Gregory menegaskan bahwa AZKO telah terbukti tangguh menghadapi berbagai tantangan, termasuk masa sulit pandemi Covid-19. Strategi utama perusahaan ke depan adalah fokus pada penguatan internal, terutama dalam membangun hubungan erat dengan pelanggan dan meningkatkan pengalaman berbelanja.
"Salah satunya, tentunya masih ingat waktu pandemi toko-toko tidak bisa buka. Tiba-tiba orang semua belanjanya online. Itu semua kami rasakan dan kami sudah bisa menghadapinya. Buat kami, kami fokus saja ke dalam, artinya bagaimana terus mendekatkan diri ke customer, mendeliver pengalaman belanja yang baik, yang jauh lebih bagus daripada yang lain," tuturnya.
Respons Positif Masyarakat Terhadap Rebranding AZKO
Mengenai proses rebranding dari nama sebelumnya menjadi AZKO, Gregory mengaku respons dari publik sejauh ini sangat positif. Perusahaan merasa optimis dengan kinerja AZKO ke depan, seiring dengan semakin dikenalnya identitas baru ini oleh masyarakat.
"Mayoritas customer kami sudah tahu bahwa kami berubah dari brand lama menjadi AZKO. Ini sesuatu yang juga sudah kami validasi melalui berbagai macam riset," kata Gregory.
Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa perseroan telah melakukan riset mendalam, bahkan dengan mengutus lembaga riset independen, untuk memastikan penerimaan pasar.
"Hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat sudah aware terhadap brand baru kami, AZKO. Dan secara penerimaan juga sangat baik dari masyarakat," pungkasnya.
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya