MSCI juga akan menerapkan standar pembulatan global baru pada Mei 2026 Review, dengan ketentuan pembulatan yang berbeda berdasarkan persentase free float.
Dampak pada Saham Unggulan Indonesia
Berdasarkan simulasi MSCI, beberapa saham unggulan berpotensi mengalami penurunan Foreign Inclusion Factor (FIF):
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Penurunan FIF 0,125 (USD 7,0 miliar)
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN): Penurunan FIF 0,125 (USD 3,9 miliar)
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): Penurunan FIF 0,10 (USD 3,5 miliar)
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Penurunan FIF 0,10 (USD 1,8 miliar)
- PT Astra International Tbk (ASII): Penurunan FIF 0,125 (USD 1,7 miliar)
Perubahan Struktural dalam Peta Investasi
Kebijakan ini dinilai bukan sekadar penyesuaian teknis, tetapi perubahan struktural yang dapat mengubah peta investasi di pasar keuangan Indonesia. Total kapitalisasi pasar float-adjusted Indonesia di indeks MSCI Emerging Markets berpotensi turun dari 1,4% menjadi sekitar 1,2%.
Jadwal Implementasi dan Peluang Jangka Panjang
Proses konsultasi publik akan berlangsung hingga 31 Desember 2025, dengan hasil final diumumkan pada 30 Januari 2026. Implementasi resmi akan dilakukan pada Mei 2026 Review. Meski menimbulkan tantangan jangka pendek, kebijakan ini dianggap dapat mendorong peningkatan transparansi kepemilikan saham dan memperluas partisipasi publik di pasar modal Indonesia.
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya