Siswa SD keracunan camilan ilegal asal China, warganet pertanyakan kinerja BPOM: Kok bisa beredar?

- Jumat, 19 Juli 2024 | 01:15 WIB
Siswa SD keracunan camilan ilegal asal China, warganet pertanyakan kinerja BPOM: Kok bisa beredar?

Sayangnya hingga kini belum ada tindak tegas dari BPOM perihal peredaran camilan ilegal tersebut.


Keamanan produk makanan dan minuman impor China diragukan


Beberapa tahun belakangan, kualitas produk makanan dan minuman yang diimpor dari China memang menjadi sorotan. Pasalnya, banyak temuan bermasalah.


Dilansir laman eastasiaforum.org, pada Juli 2024 perusahaan minyak goreng terbesar di China dan konglomerat swasta Hopefull Grain and Oil Group mengangkut minyak goreng miliknya menggunakan kapal tanker bekas mengangkut bahan kimia berbahaya.


"Muatan minyak goreng diangkut dengan kapal tanker tanpa dibersikan," tulis laman tersebut yang dikutip Hops.ID Selasa 17 Juli 2024.


Lalu pada Mei 2024, Badan Pangan Singapura (SFA) menarik peredaran produk kacang impor buatan China bermerek Xiyuguoyuan Xinjiang Paper Roasted Walnut ukuran kemasan 500 gram dan 1 kg.


"Produk kacang itu disebut mengandung bahan pemanis buatan siklamat dan asesulfam-K dalam kadar tinggi di luar batas yang diperbolehkan," tulis laman hir.harvard.edu.


Dua kejadian itu hanya segelintir dari banyak kejadian. Berkaca pada contoh kasus tersebut, Sudaryatmo meminta pengawasan ditingkatkan.


Dia pun mendorong pemerintah daerah terutama dinas terkait seperti dinas pendidikan dan kesehatan untuk lebih aktif melakukan pengawasan.


“Karena ini menyangkut jajanan di sekolah, mestinya pemerintah daerah khususnya dinas pendidikan dan dinas kesehatan secara periodik melakukan pengawasan ke sekolah-sekolah terhadap produk yang dijual,” ujar Sudaryatmo.


Lebih lanjut, dia menyebut kasus keracunan tersebut dapat terjadi karena pengawasan dan regulasi Indonesia lemah. Hal itu membuat Indonesia dibanjiri oleh produk China yang di bawah standar.


“Di China itu ada produk bagus, ada juga produk yang standar. Kalau regulasi kita lemah dan pengawasannya juga lemah itu menjadi sasaran masuknya produk-produk dari Cina yang di bawah standar,” tutur Sudaryatmo.***


Sumber: hops

SEBELUMNYA

Halaman:

Komentar