Dalam kasus ini, satu anak di luar 18 remaja yang tawuran bernama Afif Maulana ditemukan meninggal. Afif sempat disebut tewas karena disiksa.
Keluarga menyebut ada banyak luka lebam yang ditemukan di tubuh Afif. Tapi, polisi menegaskan tidak ada penyiksaan terhadap Afif. Dia lompat dari jembatan.
Suharyono tak menampik 17 anggotanya kini diperiksa Bidpropam. Pemeriksaan ini berkaitan pelanggaran disiplin yang dilakukan belasan anggota tersebut.
Suharyono mengatakan, 17 anggota yang diperiksa Bidpropam ini bukan melakukan kekerasan secara habis-habisan kepada remaja terduga pelaku tawuran. Pemukulan memang terjadi, tapi tidak disiksa.
"Bukan kemudian dihajar habis-habisan. Kalau satu orang dipukul di perutnya, artinya terjadi pemukulan di perut. Jadi bukan perutnya dipukuli atau disiksa. Walaupun itu sudah di luar keharusannya (anggota) melakukan itu," kata dia.
"Tetapi bagaimana melakukan kelompok ini adalah calon pelaku kejahatan. Membawa senjata tajam untuk melukai, merusak atau membunuh orang. Jadi ada upaya untuk menghabisi lawan dengan alat senjata tajam sepanjang ini. Jadi ada rencana menghabisi lawannya," sambungnya.
Suharyono mengakui anggota melakukan penyetruman. Tapi ia tak ingin diasumsikan penyetruman dilakukan dengan tegangan tinggi. Anggotanya hanya mengunakan elektrik gun.
"Sampai di Polsek ada anggota diduga menganiaya, diduga menyiksa, itu sementara ini saya nyatakan satu per satu antara objek dan subjek tidak terbukti penyiksaan. Kalau menyetrum, jangan diasumsikan pakai kawat yang disetrum tinggi, kemudian disetrum, tidak. Tapi yang digunakan adalah elektrik gun. Nah, inilah yang diekspos disetrum," imbuhnya.
Sedangkan terkait sudut rokok, lanjut Suharyono, ia membenarkan juga. Tapi ia sekali lagi tidak terima memakai kata disiksa.
"Selanjutnya kami pertemuan subjek dengan objek. Misalnya ini sudah ada pengakuan, ya. Dua orang menyudut dengan rokok. Atau satu orang menyudut rokok dua orang. Kan ada subjek, ada objek. Kata-kata disudut rokok, disiksa dengan menyudut rokok enggak ada," imbuhnya.
Artikel Terkait
3 Polisi Mabuk di Medan Tabrak Pejalan Kaki Hingga Kritis: Kronologi & Sanksi yang Dijatuhkan
Sopir Ambulans Ciamis Tewas Usai Tugas, Diduga Korbankan Nyawa karena Kelelahan dan Sakit Lambung
Hati-Hati Menyentuh! Kisah Melda Safitri, Anaknya Merengek Minta Ayam Saat Sahur Cuma Ada Nasi & Sambal
Ibu Suruh Pacar Perkosa Anak Sendiri Demi Keguguran, Ikut Pegang Tangan Korban