Kisah Anak Papua Lulus S1 Kedokteran UGM, Ingin Mengabdi di Kampung Halaman

- Kamis, 07 Desember 2023 | 14:01 WIB
Kisah Anak Papua Lulus S1 Kedokteran UGM, Ingin Mengabdi di Kampung Halaman

GELORA.ME -  Rivaldy Bram Waromi, merupakan wisudawan asal daerah 3T (terdepan, terpencil, terluar) yang berhasil lulus dari Program Studi Pendidikan Dokter dan menempuh pendidikan di FKKMK UGM. Di UGM, dia kuliah dengan beasiswa afirmasi pendidikan tinggi (Adik) dari Nabire, Papua Tengah.


Rivaldy diwisuda pada November lalu. Dari 2.163 lulusan sarrjana dan sarjana terapan yang diwisuda, terdapat 72 lulusan berasal dari daerah 3T, salah satunya Rivaldy.


Menjelang upacara wisuda, Rivaldy mengaku begadang semalaman. ”Ini peristiwa yang saya tunggu, terkadang masih belum percaya dengan capaian ini. Jauh saya dari Nabire, Papua akhirnya lulus, puji syukur,” ucapnya dilansir dari situs UGM pada Kamis, 7 Desember 2023.


Kini, Rivaldy telah menyandang gelar sarjana kedokteran. Berasal dari Nabire, Papua, Rivaldy sadar soal pelayanan kesehatan di daerahnya masih minim. Hal itu yang membuatnya penasaran dan berkeinginan mempelajari ilmu kedokteran. 


”Saya mencoba banyak belajar, mencoba terus menjadi pribadi yang lebih mendengarkan keluhan, lebih menghargai pendapat dan keputusan orang lain, bekerja bersama, dan itu saya kira menjadi modal utama saya bisa memberikan pelayanan yang terbaik,” ungkapnya.


Di awal-awal masa kuliah di FKKMK UGM, ia mengaku mengalami kesulitan. Bahkan, saking tidak mudahnya mempelajari ilmu kedokteran, nilainya tidak pernah stabil cenderung menurun.


”Saya harus rutin berkonsultasi dengan psikiater untuk menumbuhkan kembali motivasi belajar. Belajar di kedokteran sangat sulit, apalagi yang tidak minat 100 persen tentunya mengalami kesulitan juga dalam beradaptasi. Sistem belajar di kedokteran berputar dan bergerak maju sangat cepat,” terangnya.


Kemampuan dalam berteman dan mencari koneksi, menurut Rivaldy, menjadi salah satu kunci. Menurutnya, itu perlu dilakukan agar tetap mampu bertahan kuliah dan menunjang proses-proses belajar berikutnya. ”Niat dan ketekunan menjadi hal terpenting yang harus dipupuk dan lakukan,” ungkapnya.


Meski lulus dalam rentang waktu 10 semester, ia tetap bangga dan mendedikasikannya bagi warga Nabire. Baginya, setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda.


Sempat Diremehkan


Sempat berminat melanjutkan belajar seni setelah lulus SMA, Rivaldy diremehkan dan tidak dipercaya bisa masuk Fakultas Kedokteran UGM oleh teman-temannya. Memang diakuinya, ia sempat merasakan keragu-raguan itu, namun kedua orang tua terus mendorongnya untuk mencoba.


Halaman:

Komentar