Sementara itu juru bicara Masyarakat Adat Tempatan (Keramat), Suardi Mongga mengungkapkan anak-anak yang terkena gas air mata memang masih trauma.
Suardi mengatakan anak-anak yang trauma itu kebanyakan masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Bahkan, kata Suardi, beberapa anak takut untuk berangkat sekolah.
"Ada 20 sampai 25 [anak yang terkena gas air mata], dari SMP dan SD. Kalau untuk anak SD itu lagi tak berani sekolah. Jadi ada rasa takut, berangkat aja takut," kata Suardi kepada CNNIndonesia.com, Kamis.
Suardi menyampaikan secara mental, anak-anak butuh pemulihan. Menurutnya, momen anak-anak terkena gas air mata itu akan menjadi suatu pengalaman buruk.
"Namanya mental. Untuk memulihkan mental itu butuh waktu lama dan itu saya rasa akan menjadi sejarah yang tidak dapat dilupakan," ujarnya.
Sebelumnya, aparat gabungan TNI, Polri, dan Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP terlibat bentrok dengan warga Rempang, Batam, Kamis (7/9). Belasan anak sekolah terkena gas air mata.
Bentrok itu terjadi saat proses pengukuran untuk pengembangan kawasan tersebut oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam. Keributan pecah saat petugas gabungan tiba di lokasi.
Keributan dipicu karena warga masih belum setuju dengan pengembangan kawasan tersebut yang merupakan kampung adat masyarakat Melayu. Akibat keributan tersebut, petugas terpaksa menembakkan gas air mata karena situasi yang tidak kondusif.
Antara melaporkan beberapa siswa sekolah dibawa ke rumah sakit akibat terkena gas air mata yang terbawa angin. Lokasi anak-anak itu tidak jauh dari titik keributan.
Sumber: cnnindonesia
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Wakil Bupati Pidie Jaya Minta Maaf, Pukul Kepala Dapur SPPG hingga Dilaporkan BGN
Kasus Kekerasan Seksual Siswi SMK di Bone: Guru & Siswa Jadi Pelaku, Modus Silat
3 Polisi Mabuk di Medan Tabrak Pejalan Kaki Hingga Kritis: Kronologi & Sanksi yang Dijatuhkan
Sopir Ambulans Ciamis Tewas Usai Tugas, Diduga Korbankan Nyawa karena Kelelahan dan Sakit Lambung