GELORA.ME - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengungkapkan saat ini telah memiliki sekitar 600 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia. Sempat membatasi penggunaan EV charging, Hyundai kini membuka pintu lebar bagi mobil listrik merek lain memanfaatkan fasilitasnya.
Terlebih, jumlah mobil listrik di Indonesia semakin banyak. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan wholesales (pabrik ke dealer) BEV mencapai 43.188 unit, naik tajam dari 17.051 unit pada 2023.
Pangsa pasar BEV juga meningkat dari 1,7 persen menjadi 5 persen pada 2024, mencerminkan minat yang semakin besar terhadap kendaraan ramah lingkungan.
Head of Corporate Strategy Depertement HMID, Hendry Pratama mengatakan, langkah ini dilakukan perusahaan melalui program EV Charging Subscription. Tujuannya untuk memberikan kenyamanan kepemilikan kendaraan listrik bagi semua pengguna EV di Indonesia.
"Program EV Charging Subscription yang diperkenalkan sejak November 2024 awalnya hanya untuk pengguna Hyundai. Kini, program ini diperluas per Februari 2025 untuk semua pemilik kendaraan listrik," ujar Hendry di IIMS 2025, Senin (17/2/2025).
Dia menjelaskan pihaknya memberikan akses pengisian daya dengan harga 47 persen lebih hemat. Melalui keanggotaan ini, pengguna EV dapat mengisi daya kendaraan di lebih dari 600 charging stations bervariasi dari slow, standard, fast, dan ultra fast chargers yang tersebar di berbagai lokasi strategis.
Artikel Terkait
Mobil Nasional i2C: SUV Listrik Indonesia Harga di Bawah 300 Juta?
Insentif PPnBM DTP 3% Dongkrak Penjualan Mobil Hybrid, Tembus 2.000 Unit/Bulan
Jas Hujan Setelan vs Ponco: Mana yang Lebih Aman & Anti Kecelakaan?
5 Mobil Listrik Terlaris 2025 di Indonesia, Brand China Kuasai Pasar