Sedangkan balancing fokus pada distribusi berat di setiap roda. Setiap ban atau roda mobil memiliki bobot yang berbeda, dan balancing diperlukan untuk memastikan bahwa berat di setiap roda seimbang.
Proses ini melibatkan penambahan bahan berat, seperti besi kecil atau timah, pada bagian tertentu dari pelek. Ketidakseimbangan berat pada roda dapat menyebabkan getaran yang tidak nyaman saat mengemudi dan dapat merusak komponen kendaraan seiring waktu.
Jika mengacu pada fungsinya, spooring memiliki fungsi menjaga kesejajaran roda dan mempertahankan stabilitas selama berkendara. Ini melibatkan upaya mencegah kendaraan agar tidak berbelok secara otomatis ketika kemudi dilepas, serta memberikan efek putar yang konsisten setelah melakukan belokan.
Balancing memiliki fungsi utama dalam memastikan bahwa roda berputar tanpa getaran berlebihan dan mengurangi tingkat kebisingan yang dapat terjadi selama perjalanan.
Untuk menjaga performa maksimal kendaraan, disarankan untuk melakukan spooring dan balancing secara berkala. Meskipun batas kilometer bervariasi tergantung pada karakteristik kendaraan, umumnya, perawatan ini dilakukan sekitar setiap 20 ribu kilometer atau setahun sekali.
Kedua proses ini saling melengkapi. Spooring menjamin kestabilan dan kemudahan mengemudi, sementara balancing memastikan bahwa beban berat terdistribusi dengan merata pada setiap roda.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com
Artikel Terkait
Mobil Nasional i2C: SUV Listrik Indonesia Harga di Bawah 300 Juta?
Insentif PPnBM DTP 3% Dongkrak Penjualan Mobil Hybrid, Tembus 2.000 Unit/Bulan
Jas Hujan Setelan vs Ponco: Mana yang Lebih Aman & Anti Kecelakaan?
5 Mobil Listrik Terlaris 2025 di Indonesia, Brand China Kuasai Pasar