Proyek ini merupakan bagian dari investasi Tesla di China, yang sebelumnya telah membangun pabrik otomotif dan meluncurkan produk kendaraan listrik Model 3 dan Model Y.
Kehadiran proyek ini sekaligus memberi sinyal bahwa Tesla selalu siap bersaing dengan kompetitor lain di bidangnya, seperti Nio, Xpeng, dan Li Auto, yang notabene merupakan perusahaan teknologi asal China.
Pembangunan pabrik Megapack merupakan respons strategis dari Tesla, bukan hanya untuk mengokohkan posisinya di pasar mobil listrik (EV) tetapi juga untuk merambah ke sektor energi baru yang lebih besar di China.
Baca Juga: Tungku Smelter PT ITSS di Kawasan Industri PT IMIP Meledak, bukan Kejadian Pertama
Selain di China, Tesla juga telah mendirikan fasilitas produksi baterai di berbagai wilayah dan negara, seperti California, Australia, dan Inggris.
Tujuan ambisius negara China tersebut untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060 memberikan peluang besar bagi produk penyimpanan energi Tesla.
Baca Juga: Ini Hero Counter Kadita Mobile Legends, Bikin Onic Esports Kalah di Final M5 World Championship
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Mobil Nasional i2C: SUV Listrik Indonesia Harga di Bawah 300 Juta?
Insentif PPnBM DTP 3% Dongkrak Penjualan Mobil Hybrid, Tembus 2.000 Unit/Bulan
Jas Hujan Setelan vs Ponco: Mana yang Lebih Aman & Anti Kecelakaan?
5 Mobil Listrik Terlaris 2025 di Indonesia, Brand China Kuasai Pasar