Wafatnya PB XIII Hangabehi, Raja Keraton Solo: Jenazah Tiba & Akan Dimakamkan di Imogiri

- Minggu, 02 November 2025 | 22:50 WIB
Wafatnya PB XIII Hangabehi, Raja Keraton Solo: Jenazah Tiba & Akan Dimakamkan di Imogiri

Jenazah PB XIII Hangabehi, Raja Keraton Solo, Tiba di Keraton untuk Disemayamkan

Jenazah Sinuhun Pakubuwono XIII Hangabehi, Raja Keraton Solo, telah tiba di keraton pada Minggu, 2 November 2025. Beliau wafat dalam usia 77 tahun.

Prosesi Kedatangan dan Penyemayaman Jenazah Raja

Jenazah Sang Raja tiba di Keraton Surakarta sekitar pukul 10.38 WIB, yang dibawa dari Rumah Sakit Indriati Sukoharjo. Iring-iringan mobil jenazah hitam yang dikawal oleh patroli dan keluarga keraton memasuki keraton melalui pintu sentral. Selanjutnya, jenazah disemayamkan di Masjid Pujosono yang terletak di dalam kompleks keraton. Para kerabat dan abdi dalem pun mulai memadati keraton untuk mempersiapkan rangkaian upacara adat dan prosesi pemakaman.

Jadwal dan Rencana Pemakaman di Makam Imogiri

Pemakaman Raja Keraton Solo, PB XIII Hangabehi, rencananya akan dilaksanakan pada hari Rabu, 5 November 2025, di Makam Raja-Raja Imogiri, Yogyakarta. Upacara pemakaman ini dijadwalkan dimulai pukul 08.00 pagi. Informasi ini disampaikan langsung oleh adik Sang Raja, G.R.Ay. Koes Moertiyah Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng.

Rute dan Transit di Loji Gandrung Sebelum ke Imogiri

Sebelum menuju Imogiri, jenazah akan ditransitkan terlebih dahulu di Loji Gandrung. Rute yang akan dilalui adalah dari dalam keraton menuju Bangsal Magangan, lalu ke Alun-Alun Selatan bagian tengah, meneruskan ke Plengkung Gading, dan belok kanan di perempatan Tipes menuju Jalan Slamet Riyadi. Dari sana, perjalanan dilanjutkan ke Loji Gandrung. Di Loji Gandrung, jenazah akan dipindahkan dari kereta jenazah ke ambulans untuk kemudian dibawa ke Imogiri. Keputusan transit di Loji Gandrung ini merupakan bentuk kesediaan dari Wali Kota Surakarta.

Penyebab Wafatnya PB XIII Hangabehi

Raja Keraton Solo, PB XIII Hangabehi, meninggal dunia akibat penyakit komplikasi yang dideritanya. Gusti Moeng menjelaskan bahwa kondisi beliau sudah kritis sejak dirawat di rumah sakit, seminggu setelah acara adang dal. Meski sempat menunjukkan perbaikan, kondisi kritis kembali terjadi. Penyebab wafatnya adalah kadar gula dan kreatinin yang tinggi, yang mengharuskan beliau untuk menjalani cuci darah.

Komentar