Ajaran filosofis ini diajarkan oleh ibu Bung Karno yang beragama Hindu sebelum menjadi mualaf. Megawati menekankan bahwa makna Tat Twam Asi memiliki keselarasan mendalam dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kemanusiaan.
"Kata-kata Tat Twam Asi ini sangat merasuk ke dalam keluarga kami karena nilai-nilainya ada dalam Pancasila, yaitu perikemanusiaan," jelas Megawati. Ia memberikan analogi sederhana namun powerful: "Kalau saya dicubit, seharusnya Anda merasa dicubit juga."
Implementasi dalam Diplomasi Internasional
Nilai kemanusiaan ini tidak hanya diterapkan Bung Karno dalam kepemimpinan nasional, tetapi juga menjadi fondasi diplomasi internasional Indonesia. Megawati menegaskan bahwa Bung Karno konsisten menentang segala bentuk penjajahan dan menjunjung tinggi internasionalisme untuk mewujudkan persaudaraan antarbangsa.
Penerapan nilai Tat Twam Asi dalam politik luar negeri Indonesia era Bung Karno tercermin dalam penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang menjadi wujud nyata solidaritas kemanusiaan global.
Artikel Terkait
Kronologi Truk Tangki BBM Terbakar di Cianjur: 6 Ruko Hangus, Ledakan & Korban Luka
ADMM-Plus 2025: Hasil, Isu, dan Komitmen Kerja Sama Pertahanan ASEAN
Viral Mobil SPPG Angkut Babi di Nias, BGN Laporkan ke Polisi
Hasil Liga Italia Pekan 10: Debut Manis Spalletti Bawa Juventus Menang, Napoli Ditahan Como