Tragedi ini merenggut nyawa dua warga New York. Aaron Akaberi (39) ditemukan meninggal di basement apartemennya di Kingston Avenue, Brooklyn setelah kembali untuk menyelamatkan anjing peliharaannya. Sementara Juan Carlos Montoya Hernandez (43) ditemukan tewas di ruang ketel bawah tanah di Washington Heights, diduga akibat tersengat listrik saat berusaha memompa air.
Departemen Pemadam Kebakaran New York (FDNY) melakukan evakuasi besar-besaran terhadap ratusan warga dan menerima lebih dari 800 panggilan darurat selama bencana. Banyak jalan utama lumpuh total dan layanan kereta bawah tanah terpaksa ditutup karena terendam air.
Peringatan dan Tindakan Pencegahan
Pemerintah kota kini fokus membersihkan saluran air dan memeriksa bangunan-bangunan bawah tanah yang rawan banjir. Otoritas juga mengingatkan warga untuk lebih waspada terhadap tinggal di unit bawah tanah, mengingat pengalaman tragis Badai Ida pada 2021 yang menewaskan 13 orang, dengan 11 korban ditemukan tewas di basement.
Ancaman Perubahan Iklim
Para ahli lingkungan memberikan peringatan keras bahwa banjir kali ini menjadi bukti nyata infrastruktur drainase New York tidak lagi mampu menghadapi perubahan iklim. Curah hujan ekstrem yang dulu jarang terjadi kini semakin sering menghantam kota-kota besar Amerika, dan tanpa peningkatan sistem pengendalian air yang signifikan, tragedi serupa berpotensi terulang di masa depan.
Artikel Terkait
Waspada Puncak Musim Hujan 2025-2026: BMKG Prediksi Banjir & Tanah Longsor Des-Jan
3 Tempat Wisata di Madiun 2025: Murah, Instagramable & Lagi Viral!
3 Tersangka Korupsi Bendungan Marga Tiga Ditangkap, Rugikan Negara Rp533 Juta
Budi Arie Setiadi Ungkap Alasan Mau Gabung Gerindra: Saya Langsung Diminta Presiden Prabowo