Di sisi lain, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sedang aktif mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan beban utang proyek Whoosh. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa berbagai opsi sedang dikaji, termasuk kemungkinan perpanjangan masa pinjaman kepada pihak China.
APBN Tidak Untuk Tanggung Utang Whoosh
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak akan digunakan untuk menanggung beban utang Whoosh. Utang ini merupakan tanggung jawab korporasi atau BUMN yang terlibat dalam proyek, bukan beban negara secara langsung.
Proses Negosiasi Restrukturisasi
CEO Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa timnya akan segera kembali ke China untuk melanjutkan negosiasi restrukturisasi utang. Poin-poin yang dibahas meliputi jangka waktu pinjaman, suku bunga, dan mata uang yang digunakan dalam pembayaran.
Meskipun kontroversi utang Whoosh masih berlanjut, kesuksesan operasional dengan 12 juta penumpang dalam waktu singkat menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap transportasi modern ini. Pemerintah terus berupaya menemukan solusi terbaik untuk mengatasi tantangan finansial sambil mempertahankan manfaat strategis proyek kereta cepat pertama di Indonesia tersebut.
Artikel Terkait
Mardiansyah Semar Sebut Kasus Ijazah Jokowi Orkestrasi Politik Pasca Pilpres 2024
Bigmo Bongkar Modus Resbob Hampir Korupsi Donasi Banjir Rp185 Juta di Podcast Deddy Corbuzier
Viral Patung Liberty Roboh di Brasil: Fakta, Penyebab, dan Kronologi Lengkap
Bupati Situbondo Turun Tangan Bantu Kakek Masir: Kronologi & Tuntutan 2 Tahun Penjara Kasus Burung Cendet