Komet 3I/ATLAS menghilang dari pandangan Bumi sejak akhir September 2025 karena memasuki fase konjungsi Matahari. Ia diperkirakan baru akan muncul kembali di langit fajar Bumi pada akhir November atau awal Desember.
Sementara pengamat di Bumi menunggu, sejumlah wahana antariksa mengambil peran penting dalam pengamatan:
- Misi di Mars: Pesawat antariksa yang beroperasi di orbit Mars mendapatkan pandangan paling jelas, seolah-olah memiliki "kursi barisan depan" untuk menyaksikan komet ini, termasuk saat lintas terdekatnya dengan Planet Merah pada 3 Oktober lalu.
- Misi Lainnya: Wahana seperti Misi Psyche NASA dan Misi Lucy (yang menuju asteroid Trojan Jupiter) juga berada pada posisi yang menguntungkan untuk turut mengamati perihelion 3I/ATLAS.
- JUICE ESA: Pesawat penjelajah Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE) milik Badan Antariksa Eropa (ESA) berada pada posisi terdekat dengan komet. Namun, karena sedang dalam mode proteksi dengan antena utama sebagai perisai Matahari, data pengamatannya baru dapat dikirim ke Bumi pada Februari 2026.
Misteri Kimia: Membongkar Rahasia Tata Surya Kuno
Para ilmuwan sangat antusias mempelajari kimia komet 3I/ATLAS saat perihelion. Gas dan debu yang dilepaskan berfungsi sebagai jendela waktu untuk mengungkap komposisi awan molekuler purba yang membentuknya.
Temuan awal telah mengungkap keunikan 3I/ATLAS. Komet ini mengandung lebih banyak karbon dioksida dan menunjukkan kelimpahan nikel yang lebih tinggi dibandingkan komet biasa yang berasal dari Tata Surya kita.
Perbedaan kimiawi ini sangat berharga karena mengungkap kondisi dan komposisi sistem bintang asalnya, yang diperkirakan terbentuk lebih dari tujuh miliar tahun yang lalu. Pengamatan saat perihelion diharapkan dapat mengungkap molekul-molekul baru yang sebelumnya tersembunyi.
"Pada perihelion, lebih banyak molekul dapat terungkap. Sejauh ini, ada kekurangan deteksi zat besi, tetapi apakah emisi zat besi dari komet akan meningkat saat perihelion?" tanya para ilmuwan, yang ingin membandingkan kimia tata surya kita dengan rumah asli 3I/ATLAS.
Ketika komet 3I/ATLAS akhirnya muncul kembali dari balik Matahari, kecerlangannya diperkirakan telah meredup. Meski demikian, teleskop luar angkasa canggih seperti Hubble dan James Webb sudah dipersiapkan untuk menjadikannya target observasi utama, terus memburu setiap petunjuk yang ditinggalkan oleh tamu dari bintang lain ini.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Ancaman Bagi Makna Reformasi 1998?
Kisah Mualaf Jenderal Kopassus Lodewijk Paulus: Ditentang Keluarga hingga Karier Cemerlang
Hasil Survei Kinerja Menteri: Purbaya Yudhi Sadewa Terbaik, Ini Daftar Lengkap 10 Besar - GREAT Institute
MKD DPR Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, Diduga Kuat Ada Upaya Cari Muka ke Prabowo