Astra Agro Lestari (AALI) Luncurkan Tiga Bibit Sawit Unggul Terbaru Tahan Penyakit Ganoderma
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) melalui pusat riset dan pengembangannya (R&D) kembali menghadirkan inovasi dengan meluncurkan tiga varietas bibit sawit unggul terbaru. Ketiga bibit unggulan ini adalah DxP AAL Nirmala MRG, DxP AAL Lestari MRG, dan DxP AAL Sejahtera MRG.
Keunggulan Utama: Ketahanan terhadap Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma)
Menurut Senior Vice President Research and Development Astra Agro Lestari, Cahyo Wibowo, keunggulan utama dari ketiga varietas baru ini adalah toleransinya yang tinggi terhadap penyakit busuk pangkal batang atau Ganoderma. Penyakit ini dikenal sebagai ancaman utama bagi perkebunan kelapa sawit di Indonesia, yang telah menyebar luas di wilayah seperti Sulawesi Barat dan Sumatera.
Varietas ini dikembangkan tidak hanya untuk ketahanan penyakit, tetapi juga untuk mempertahankan produktivitas tinggi dengan didukung kultur teknis yang baik.
Mencegah Buah Kempet dan Menjaga Kualitas
Selain tahan Ganoderma, bibit sawit terbaru AALI ini juga dirancang khusus untuk mencegah partenokarpi atau yang dikenal petani sebagai buah kempet. Fitur ini memastikan kualitas buah yang dihasilkan lebih terjaga dan optimal.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Habib Jafar Doakan Onadio Leonardo Lepas dari Narkoba: Tak Ada Toleransi untuk Narkoba
Purbaya Tegaskan Kredibilitas Data Kemenkeu dan Minta Pemda Fokus Penyerapan Anggaran
Bupati Pati Gagal Dimakzulkan: DPRD Tolak Usulan dengan 36 Suara, Ini Rekomendasi Selanjutnya
Utang Whoosh Rp116 Triliun vs 12 Juta Penumpang: Ini Kata Luhut