Sudaryono menekankan bahwa hasil dari program ini bukanlah sesuatu yang instan. "Anak yang makan bergizi hari ini mungkin baru akan terlihat manfaatnya 5–10 tahun ke depan, saat mereka tumbuh menjadi remaja yang sehat dan produktif. Tapi inilah investasi masa depan bangsa," jelasnya.
Lebih dari Sekadar Makan Gratis
Program MBG ditegaskan bukan sekadar inisiatif makan gratis. Ini adalah bagian integral dari upaya membentuk pola makan bergizi seimbang dan kebiasaan hidup sehat sejak dini. Program ini juga merupakan wujud pemerataan gizi yang demokratis, di mana semua anak, terlepas dari latar belakang keluarganya, memperoleh hak yang sama untuk tumbuh sehat.
Dampak Ekonomi Positif bagi Petani dan UMKM
Dengan melibatkan petani, UMKM, dan penyedia bahan pangan lokal di sekitar sekolah, program MBG juga mendorong terciptanya perputaran ekonomi. "Di balik satu porsi makanan bergizi, ada petani sayur, peternak ayam, dan pengusaha kecil di desa yang ikut bergerak. Jadi manfaat MBG tidak hanya dirasakan anak-anak, tapi juga petani kita yang memasok bahan pangan," tutup Wamentan.
Wamentan pun mengajak semua pihak, dari pemerintah daerah, guru, hingga pelaku usaha, untuk terus mendukung keberlanjutan program strategis ini.
Artikel Terkait
Ferdy Sambo Pimpin Doa di Lapas Cibinong: Khotbah Viral Soal Kebebasan Spiritual
DPR Desak Status Bencana Nasional untuk Nias, Ancaman Pemisahan Mengintai
Viral! Rumor Kemiripan Lily Anak Angkat Raffi Ahmad dengan Bobby Nasution & Clara Wirianda
Penembakan Bondi Sydney: Rabbi Eli Schlanger Tewas dalam Serangan Teroris Saat Hanukkah