Kontroversi dan Tuduhan Pelanggaran HAM
Warga sekitar mengecam keras operasi penggerebekan tersebut dengan menyebut polisi melakukan pembantaian massal. Seorang perempuan di Penha Complex menyatakan, "Negara datang untuk membantai, itu bukan operasi polisi."
Raul Santiago, aktivis berusia 36 tahun, mengklaim banyak korban dieksekusi dengan ditembak di belakang kepala dan punggung. Namun, Gubernur Castro membantah semua tuduhan tersebut dengan bersikeras bahwa semua yang terbunuh adalah penjahat dan baku tembak terjadi di daerah hutan yang tidak ada warga sipil.
Konteks Kekerasan Polisi di Brasil
Penggerebekan polisi terhadap geng kriminal di Brasil memang kerap terjadi dengan korban jiwa yang tinggi. Sepanjang tahun 2024 saja, sekitar 700 orang tewas dalam operasi polisi di Rio de Janeiro.
Gubernur Castro menyebut aksi geng narkoba ini sebagai "narkoterorisme," bukan kejahatan biasa. Insiden terbaru ini terjadi tepat sepekan sebelum pertemuan wali kota sedunia C40 dan penganugerahan penghargaan Earthshot Pangeran William di Brasil.
Brasil juga akan menggelar KTT iklim PBB COP30 di Amazonia yang dihadiri para pemimpin dunia, menambah tekanan bagi pemerintah untuk menangani isu keamanan ini.
Artikel Terkait
Kritik Ferdinand Hutahean Soal Utang Kereta Cepat Whoosh: Beban APBN Triliunan Akibat Kebijakan Jokowi?
Uya Kuya Ungkap Dalang Penjarahan Rumahnya: 99% Adalah Fitnah yang Diorkestrasi
Presiden Prabowo Diragukan Hadir di Kongres Projo 2025, Ini Alasan Strategisnya
Torpedo Nuklir Poseidon Rusia: Uji Coba Sukses, Daya Ledak 100 Megaton, Ancaman Nyata bagi AS