Kredit Lesu Masih Melanda, BI Beberkan 3 Pemicu Utama: Bunga Tinggi hingga Pelaku Usaha Wait and See

- Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:30 WIB
Kredit Lesu Masih Melanda, BI Beberkan 3 Pemicu Utama: Bunga Tinggi hingga Pelaku Usaha Wait and See

Rincian Pertumbuhan Kredit Per Segmen

Perlambatan permintaan kredit terlihat jelas dari performa berbagai segmen:

  • Kredit Modal Kerja: Melambat menjadi 3,37 persen (yoy).
  • Kredit Konsumsi: Melambat menjadi 7,42 persen (yoy).
  • Kredit UMKM: Tumbuh sangat tipis di 0,23 persen (yoy).
  • Pembiayaan Syariah: Melambat menjadi 7,55 persen (yoy).

Satu-satunya pengecualian adalah kredit investasi, yang justru mencatat pertumbuhan kuat sebesar 15,18 persen (yoy).

Kapasitas Bank untuk Beri Kredit Masih Sangat Memadai

Dari sisi penawaran, Perry Warjiyo memastikan bahwa kapasitas pembiayaan perbankan sangat mencukupi untuk mendorong pertumbuhan kredit yang lebih tinggi. Hal ini ditopang oleh:

  • Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yaitu 29,29 persen.
  • Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sehat sebesar 11,18 persen (yoy) pada September 2025.

Pertumbuhan DPK ini didukung oleh ekspansi keuangan Pemerintah dan berbagai kebijakan pelonggaran likuiditas dari BI.

Proyeksi BI untuk Kredit 2025 dan 2026

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit pada tahun 2025 akan berada di batas bawah kisaran 8-11 persen. Namun, optimisme tetap dijaga untuk tahun depan, dimana pertumbuhan kredit diperkirakan akan meningkat pada 2026.

Ke depan, BI berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Langkah strategis ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kredit dan memperbaiki struktur suku bunga perbankan.

Halaman:

Komentar