Jelang gelaran Persiku Bersholawat dan Launching Jersey Persiku 2025 yang dijadwalkan Sabtu, 9 Agustus 2025 mendatang di Halaman Balai Jagong Stadion Wergu Wetan, beredar kabar bahwa organisasi lokal Perjuangan Walisongo Indonesia – Laskar Sabilillah (PWI-LS) menyuarakan penolakan terhadap kehadiran Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf sebagai tokoh utama dalam acara tersebut.
Meski belum ada pernyataan resmi, kabar penolakan tersebut telah ramai diperbincangkan di media sosial dan grup-grup percakapan warga Kudus. PWI-LS disebut-sebut menganggap kehadiran Habib Syech sebagai bentuk “pengabaian terhadap eksistensi ulama Nusantara” yang selama ini menjadi ruh keislaman di Kota Kudus.
“Kudus itu gudangnya ulama Nusantara. Kenapa harus mendatangkan figur luar seperti Habib Syech? Harusnya launching jersey Persiku menjadi ruang ekspresi spiritual dari ulama lokal,” demikian bunyi narasi yang beredar mengatasnamakan tokoh PWI-LS.
Lebih lanjut, pesan-pesan yang menyebar menyayangkan keputusan Nusron Wahid, tokoh nasional asal Kudus yang juga pembina Persiku, yang dinilai lebih mengutamakan tokoh luar dibanding tokoh keagamaan lokal.
“Nusron seolah lebih menyukai sosok dari luar negeri ketimbang kiai-kiai Kudus yang selama ini konsisten menghidupkan Islam khas Nusantara. Kudus bukan kekurangan tokoh, justru melimpah,” demikian kutipan lain yang tersebar.
Kabar penolakan ini telah menyulut diskursus publik di Kudus. Sebagian masyarakat mempertanyakan motif di balik penolakan, sementara lainnya justru mendukung acara sholawat akbar bersama Habib Syech sebagai bentuk dakwah yang menyatukan umat.
Ahmad Nurussalam, warga Kecamatan Kota, menilai reaksi tersebut terlalu berlebihan. “Habib Syech itu bukan imigran. Beliau lahir di Indonesia, berdakwah di Indonesia, dan cinta NKRI. Mengapa harus dibenturkan dengan kiai lokal? Ini soal dakwah, bukan soal asal-muasal,” ujarnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada klarifikasi resmi dari pihak PWI-LS terkait narasi penolakan yang beredar. Redaksi telah mencoba menghubungi beberapa tokoh yang selama ini dikenal dekat dengan organisasi tersebut, namun belum memberikan respons.
Terlepas dari kabar yang beredar, panitia Persiku Bersholawat tetap bergerak mempersiapkan acara. Sebuah sumber internal menyebutkan bahwa ribuan warga Kudus dan sekitarnya telah menyatakan niat hadir, termasuk puluhan komunitas sholawat.
Kegiatan ini juga dikabarkan akan melibatkan beberapa pesantren besar dan organisasi keagamaan di Kudus, dengan dukungan dari aparat keamanan untuk menjaga kondusivitas.
“Kami ingin acara ini menjadi momentum spiritual dan kekompakan warga Kudus. Jangan dibelokkan ke isu yang tidak perlu. Sholawat itu menguatkan, bukan memecah,” ucap salah satu panitia kepada redaksi.
Kabar penolakan terhadap Habib Syech mencerminkan adanya ketegangan antara semangat menjaga kearifan lokal dan keterbukaan terhadap model dakwah global. Kudus sebagai kota santri, memang memiliki warisan besar dari ulama-ulama lokal, namun juga tidak bisa menutup diri dari gelombang tokoh dakwah nasional.
Perlu ada ruang dialog terbuka dan beradab antar kelompok demi menjaga harmoni sosial dan spiritual. Masyarakat kini menantikan apakah PWI-LS akan memberikan klarifikasi resmi, dan apakah acara Persiku Bersholawat akan berjalan sesuai harapan.
Sumber: suaranasional
Foto:
Artikel Terkait
Saudi Marah Besar, Menteri Keamanan Israel Berkunjung dan Beribadah di Masjid Al-Aqsa
Kronologi Jatuhnya Pesawat Latih yang Merenggut Nyawa Marsma TNI Fajar Adriyanto
Menteri HAM Larang Pengibaran Bendera One Piece, Pemerintah Takut Sama Bendera Komik?
Kesal ke Jokowi, Asli Jahat Banget