One Piece, dari Sekadar Cerita Fiksi Kini jadi Simbol Global sebagai Bentuk Protes

- Sabtu, 02 Agustus 2025 | 14:45 WIB
One Piece, dari Sekadar Cerita Fiksi Kini jadi Simbol Global sebagai Bentuk Protes


Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 pada 17 Agustus, aksi pengibaran bendera bajak laut dari anime One Piece ramai dilakukan di berbagai tempat dan menjadi viral di media sosial. 

Fenomena ini bahkan mendapat sorotan dari media asing, salah satunya situs hiburan asal Amerika Serikat, Screen Rant.

Dalam artikel berjudul One Piece Was Just Deemed a “Threat" to National Unity by 1 Government Official, media tersebut menyoroti pernyataan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, yang menyebut bahwa aksi ini bukan sekadar ekspresi dari penggemar anime, melainkan ada dugaan upaya terkoordinasi untuk memecah belah persatuan bangsa.

“Ini bukan kebetulan. Ada upaya untuk memecah belah bangsa,” ujar Dasco, menanggapi maraknya pengibaran bendera One Piece, dikutip Sabtu, 2 Agustus 2025.

Pernyataan itu muncul setelah beredarnya video-video TikTok yang memperlihatkan bendera hitam bergambar tengkorak - dikenal sebagai Jolly Roger, lambang bajak laut dalam One Piece - dikibarkan berdampingan dengan bendera Merah Putih. Meskipun secara hukum tidak ada larangan khusus mengibarkan bendera fiksi, aturan di Indonesia menyatakan bahwa tidak boleh ada bendera apapun yang dikibarkan lebih tinggi dari bendera nasional, karena hal itu dianggap melanggar rasa hormat terhadap lambang negara.

Bendera Jolly Roger merupakan simbol kru Bajak Laut Topi Jerami, tokoh utama dalam cerita One Piece. Serial manga ini dibuat oleh Eiichiro Oda dan pertama kali terbit pada tahun 1997. Ceritanya mengikuti petualangan Monkey D. Luffy, seorang anak yang memiliki tubuh elastis setelah memakan Buah Iblis, dan berambisi menjadi Raja Bajak Laut dengan menemukan harta karun legendaris bernama "One Piece".

Namun, One Piece bukan sekadar kisah petualangan. Dalam ceritanya, tokoh utama dan krunya sering berhadapan dengan Pemerintah Dunia yang digambarkan kejam, manipulatif, dan represif terhadap siapa saja yang menentang mereka. Pemerintah Dunia dalam cerita ini menggunakan kekuatan militer untuk membungkam bahkan pendapat berbeda yang kecil sekalipun. Karena tema-tema tersebut, One Piece kerap dianggap sebagai cerita tentang perlawanan terhadap ketidakadilan dan kekuasaan yang menindas.

Karena itu, banyak orang di seluruh dunia, terutama mereka yang merasa tidak terwakili atau tertindas, melihat bendera Topi Jerami sebagai simbol perjuangan atau bentuk perlawanan terhadap sistem yang dianggap menekan kebebasan. 

Di Indonesia, dengan situasi sosial-politik dan adanya dugaan pelanggaran HAM, tidak sedikit yang menganggap bahwa pengibaran bendera One Piece ini bisa jadi merupakan bentuk protes diam-diam.

Meskipun begitu, belum tentu semua orang yang mengibarkan bendera ini bermaksud menyampaikan pesan politik. Sebagian besar kemungkinan hanya ingin menunjukkan kecintaan mereka terhadap serial anime tersebut, tanpa ada maksud lebih jauh. Apa pun niat di balik aksi ini, yang jelas One Piece telah berkembang dari sekadar cerita fiksi menjadi simbol global yang bisa dimaknai berbeda oleh masing-masing penggemarnya. 

Sumber: rmol
Foto: Ilustrasi bendera merah putih dan one piece/AI

Komentar