Di Balik Strategi Meong Prabowo Menghadapi Strategi Harimau Jokowi!

- Senin, 21 Juli 2025 | 16:40 WIB
Di Balik Strategi Meong Prabowo Menghadapi Strategi Harimau Jokowi!


Di Balik Strategi 'Meong' Prabowo Menghadapi Strategi 'Harimau' Jokowi!


Oleh: Sholihin MS

Pemerhati Social dan Politik


Kehadiran dan Pidato Prabowo dihadapan Jokowi dan keluarga pada acara Kongres PSI di Solo beberapa hari lalu semakin mengkonfirmasi kalau Prabowo adalah bagian dari politik Jokowi. 


Hampir dipastikan Prabowo bukan sebagai lawan politik Jokowi, tapi lebih tepat sebagai boneka atau pion Jokowi. Karena Prabowo terus memuji-muji PSI.


Keterikatannya dengan Jokowi, menjadi tidak mengherankan jika Prabowo tidak berani membuat keputusan-keputusan krusial yang akan mengancam kekuatan Jokowi, malah Prabowo masih harus sowan dan merunduk di hadapan Jokowi.


Tidak heran pula jika Prabowo sama sekali mengabaikan berbagai tuntutan rakyat, para tokoh bangsa, para pencari keadilan, dan para penyeru amar Ma’aruf nahi Munkar dalam soal pemakzulan Gibran.


Memang ada sebagian pengamat yang masih yakin bahwa setiap langkah Prabowo adalah bagian dari strategi halus untuk selanjutnya bisa melepaskan diri dari kekuatan Jokowi. 


Di antara langkah Prabowo yang dianggap mulai melepaskan diri dari pengaruh Jokowi adalah : penjagaan Kejaksaan Agung oleh TNI, diangkatnya sekitar 1400 hakim baru, dan rencana Peabowo mengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo


Faktanya, Hakim-hakim di Indonesia tidak kompeten dan hanya mengikuti pesanan penguasa, Kejagung yang katanya sudah Pro Prabowo tapi beraninya mentersangkakan Tom Lembong, Menteri Bersih tapi karena berseberangan dengan Jokowi akhirnya harus menerima hukuman berat 4,5 tahun, sedangkan penggantian Kapolri Lystio Sigit masih sekedar wacana, jangan-jangan Prabowo menunggu restu sang Bos Jokowi.


Diduga, Prabowo sangat sulit melepaskan diri keterikatannya dari Jokowi mungkin dilatarbelakangi beberapa hal berikut :


Pertama, Kemenangan (paksa) Prabowo di Pilpres 2024 adalah atas perjuangan dan pengorbanan Jokowi, yang seharusnya milik Anies-Muhaemin


Kedua, Prabowo diduga terjerat beberapa kasus korupsi yang sengaja diendapkan oleh Jokowi, yaitu dalam kasus food estate, alutsista, dan kepemilikan lahan ribuan hektar di luar Jawa. 


Jika ini dibongkar dan dimasukkan ke jalur hukum hampir dipastikan bisa menyeret Prabowo ke hotel prodeo


Ketiga, Selama ini Prabowo telah menobatkan Jokowi sebagai guru politiknya, yang mampu merebut kekuasaan dengan cara-cara licik, curang, dan tipu muslihat


Ketiga hal di atas akan terus menjadi beben mental dan ganjalan bagi Prabowo untuk bertindak Arif, bijaksana, lurus, dan berkeadilan. 


Prabowo mau atau tidak harus tetap melayani Jokowi.


Itulah sebabnya Prabowo tidak bisa berkutik ketika Proyek Indah Kapuk (PIK,), pagar laut, pulau reklamasi, penggusuran tanah rakyat, membanjirnya TKA China, dan perusakan alam di proyek-proyek tambang, serta berbagai kasus hukum yang menyeret nama Jokowi, keluarganya dan kroni-kroninya tidak bisa tersentuh, sebaliknya orang2 yang tidak bersalah” pun jika berseberangan dengan penguasa maka hanya dalam waktu singkatbakal diproses hukum .


Jika langkah Prabowo adalah sebuah strategi seperti analisa beberapa pengamat, maka hampir dipastikan Prabowo akan keburu jatuh sebelum mampu menjatuhkan, ibarat seekor meong (kucing) menghadapi harimau.


Selama Prabowo tidak berani melengserkan Gibran seperti tuntutan para tokoh bangsa dan purnawirawan TNI-Polri, menghukum penjahat di proyek PIK, pagar laut, TKA China, Reklamasi dan kasus penambangan legal maupunilegal, berbagai kasus kejahatan Jokowi, keluarga dan kroni-kroninya, mustahil Prabowo mampu membenahi bangsa ini menuju kearah yang lebih baik.


Masih bergunakah Prabowo menjadi Presiden? ***

Komentar