GELORA.ME - Ustaz Alfian Tanjung menyerukan pencabutan Surat Keputusan (SK) perubahan nama RSUD Al-Ihsan menjadi Rumah Sakit Welas Asih dalam wawancara di channel YouTube pribadinya, Jumat (11/7/2025).
Tokoh agama ini menilai keputusan tersebut sebagai bentuk pelecehan terhadap syariat Islam.
“Pertama saya ingin katakan kepada semua masyarakat Jawa Barat, pastikan cabut SK-nya. SK tersebut sudah dikeluarkan, saudara-saudara semua. Itu harus dicabut karena tidak sah demi hukum,” tegas Ustaz Alfian dalam wawancara yang dipandu oleh sang kameraman.
Menurut Ustaz Alfian, penolakan tidak hanya datang dari tokoh agama luar Jawa Barat, tetapi juga dari Aliansi Ulama dan Tokoh Jawa Barat sendiri.
Mereka telah menyampaikan aspirasi penolakan kepada Wakil Ketua DPRD Jabar Abah Iwan Setiawan yang didampingi anggota Komisi 5, Ibu Siti Mumtahanah.
“Kepada seluruh Aliansi Ulama Jawa Barat, gelorakan terus. Bicarakan tuntutan yang dibicarakan di DPR, DPRD Jawa Barat. Bincangkan dengan DPRD-DPRD di sekian puluh kota kabupaten, seluruh Jawa Barat,” serunya.
Ustaz Alfian mengkritik keras rencana perubahan nama tersebut, mengingat rumah sakit tersebut merupakan hasil wakaf dan sumbangan umat Islam.
“Sesungguhnya itu adalah wakaf, itu adalah kebaikan dari para masyarakat yang pernah membangun rumah sakit itu untuk penataan dan pelayanan publik yang lebih baik. Enak aja lu ganti namanya,” katanya dengan nada tegas.
Menanggapi logo baru Rumah Sakit Welas Asih yang dimunculkan pihak terkait, Ustaz Alfian menganggap upaya tersebut sebagai kamuflase.
Logo tersebut dilengkapi dengan tiga titik yang diklaim mewakili iman, Islam, dan ihsan, serta tulisan “Arrahman Arrahim” di bagian atas.
“Ah, mungkin kesan Islamnya dapat. Tapi ini tetap merupakan penghinaan dan pelecehan atas kalimat al-ihsan yang merupakan semangat daripada penolakan orang-orang musyrik terhadap citra Islam,” jelasnya.
Ustaz Alfian juga mengingatkan tentang rekam jejak yang dinilai kontroversial, termasuk upaya mengganti salam “Assalamualaikum” dengan “Sampurasun” dan perubahan sebutan “kota santri” menjadi “kota berhala.”
Untuk mengatasi masalah ini, Ustaz Alfian mengusulkan tiga langkah strategis.
Pertama, mengadakan Ijtima Ulama se-Jawa Barat untuk merespon isu ini.
Kedua, melibatkan Badan Kontak Pondok Pesantren seluruh Jawa Barat untuk melakukan pembahasan yang mendalam.
“Yang ketiga, kepada seluruh teman-teman dari PII, HMI, teman-teman dari kelompok-kelompok, partai-partai Islam, seluruh potensi-potensi umat Islam Muhammadiyah, NU, bahwa ini sudah masuk pada pelecehan,” tegasnya.
Ustaz Alfian juga mengumumkan rencana penyelenggaraan Pendidikan Politik Islam angkatan ke-36 pada 10 Agustus 2025 di salah satu kota di Jawa Barat. Program ini bertujuan memberikan akselerasi kesadaran bagi umat Islam dalam bidang politik.
“Kita akan coba kibarkan bendera pendidikan politik Islam memberikan akselerasi kesadaran untuk kita mengambil otoritas umat Islam dalam bidang politik,” pungkasnya.
Wawancara ini menjadi respons terhadap polemik yang berkembang seputar rencana perubahan nama RSUD Al-Ihsan, yang mendapat penolakan keras dari berbagai kalangan tokoh agama dan masyarakat Muslim di Jawa Barat.
Sumber: JakartaSatu
Artikel Terkait
Rekaman CCTV, Penjaga Kos Mondar-mandir Bawa Sapu di Depan Kamar Diplomat Muda
Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi Naik Penyidikan, Roy Suryo Cs bakal Jadi Tersangka?
Misteri Kematian Diplomat Kemenlu Sedikit Terungkap, Polisi Curigai Pria Bersarung Tanpa Baju
Khamenei Peringatkan AS: Serangan ke Pangkalan Militer Al-Udeid di Qatar Bisa Terulang