Pak, Saya Mau Sekolah”, Tangis Galang Pecah saat Ayahnya Tak Punya Uang Biayai Pendidikan

- Minggu, 15 Juni 2025 | 12:35 WIB
Pak, Saya Mau Sekolah”, Tangis Galang Pecah saat Ayahnya Tak Punya Uang Biayai Pendidikan



GELORA.ME  – Tangis pilu seorang anak laki-laki pecah di depan rumah kayu sederhananya. 

Suaranya bergetar, matanya sembab, dan kalimat yang keluar membuat siapa pun yang menyaksikan tak kuasa menahan haru.

"Pak saya mau sekolah," kata Galang Rawadang, bocah kelas 2 SD di SDN 2 Wakai, Kecamatan Una-Una, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

Galang—yang akrab disapa Rawang—baru saja viral di media sosial usai terekam memohon kepada ayahnya untuk tetap sekolah, meski sang ayah sudah lebih dulu menyerah karena keterbatasan ekonomi.

Dalam video yang dibagikan Winda Lestari lewat Facebook, terlihat Galang merengek menggunakan bahasa daerah.

Ia memohon kepada ayahnya, yang diketahui menderita kelumpuhan dan tak memiliki penghasilan tetap, agar tak menghentikannya sekolah.

"Berhenti sekolah ya, papa bilang berhenti, gak ada uang papa ongkosin kamu lagi," ujar sang ayah dalam rekaman video tersebut.


Kisah yang Menggugah Publik
Cerita Galang menyebar luas di media sosial. Banyak warganet yang merasa tersentuh hingga menyarankan untuk membuka donasi demi membantu Galang kembali ke sekolah.

"Kita open donasi untuk belikan Galang baju sekolah dan sepatu sekolah. Mari meringankan beban orgtuanya," tulis Winda, yang mengunggah video itu pertama kali.


Komentar simpati pun membanjiri unggahan tersebut:

“Ya Allah,” tulis @nadyafarhan

“Maa syaa Allah besar sekali keinginanmu untuk menuntut ilmu,” ujar @wiiynda

“Mana bupatinya? Kenapa kau biarkan wargamu begitu,” sindir @civil_war97


Hidup Berdua dengan Ayah Lumpuh, Ibu Pergi Entah ke Mana
Galang hidup berdua dengan ayahnya setelah sang ibu pergi meninggalkan mereka.

Kakak perempuannya pun kini diasuh orang lain. Kondisi keluarga yang serba kekurangan membuat Galang harus menunda mimpinya.

Meski dalam keterbatasan, Galang dikenal guru dan teman-temannya sebagai anak yang sangat rajin dan selalu datang paling pagi ke sekolah. Bahkan, ia tak gentar meski kerap menjadi korban perundungan.

Namun keterbatasan biaya dan kondisi fisik ayahnya memaksa mereka mengambil keputusan pahit: menghentikan Galang sekolah.

Semangat Belajar Tak Pernah Padam
Di balik linangan air mata dan suara rengekannya, Galang menunjukkan harapan yang besar. Ia punya cita-cita yang sederhana, tapi menyentuh hati.

"Saya hanya ingin sekolah pak, saya mau jadi orang pintar," kata Galang lirih sambil menatap ayahnya.

Kini, masyarakat mulai tergerak.

Ajakan donasi dan perhatian pemerintah daerah mulai ditagih. Warganet berharap, ada langkah nyata dari para pemangku kebijakan agar tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena kemiskinan

Sumber: Tribunnews 

Komentar