GELORA.ME - Said Didu ungkap "Surat Perintah Solo 13 Oktober 2024" seminggu sebelum Pelantikan Prabowo sebagai Presiden.
Said Didu: "Surat Perintah Solo 13 Oktober 2024 ini LEBIH DAHSYAT dari SUPER SEMAR 1966 dan DEKRIT PRESIDEN 1959.
Prabowo saat itu dipanggil, dan lihat Gibran sudah disana.
Jadi Prabowo dipanggil ke Solo menghadap Gibran. Setelah Prabowo pulang dari Solo (hari Sabtu), hari Senin Prabowo mulai melakukan pemanggilan terhadap calon-calon Menteri.
Awalnya tidak ada Dewan Ekonomi Nasional, setelah dipanggil ke Solo, tiba-tiba ada Dewan Ekonomi Nasional (dengan ketuanya Luhut)."
"13 Oktober bukan sekadar tanggal, itu hari “penundukan”. Surat perintah Jokowi, Prabowo dipanggil ke Solo, dan 45% kabinet berubah. Bukan transisi kekuasaan, tapi operasi pengambilalihan. Mengerikan!" komen netizen @seringham62617.
SIMAK SELENGKAPNYA VIDEO SAID DIDU
👇👇
[VIDEO]
Surat Perintah Solo 13 Oktober 2024 pic.twitter.com/Zh1ySFxuaT
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) June 9, 2025
13 Oktober bukan sekadar tanggal , itu hari “penundukan”. Surat perintah Jokowi, Prabowo dipanggil ke Solo, dan 45% kabinet berubah. Bukan transisi kekuasaan, tapi operasi pengambilalihan. Mengerikan!
— Hans Seringham (@seringham62617) June 9, 2025
[FLASHBACK] Surat Perintah Solo 13 Oktober: Presiden Prabowo Diduga Ditekan Oligarki dan Jokowi, Ada Apa?
GELORA.ME - Belakangan ini, isu tekanan politik terhadap Presiden Prabowo Subianto kembali mencuat.
Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, menyampaikan pandangannya tentang dugaan intervensi Joko Widodo (Jokowi) dan oligarki terhadap Prabowo.
Menurut Said Didu, pada 11 Oktober 2024, terjadi pertemuan penting di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang melibatkan Jokowi, oligarki, dan pihak terkait.
Pertemuan ini diduga merumuskan strategi politik yang harus dijalankan oleh Prabowo Subianto.
“Pertemuan di IKN itulah yang membahas langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan Prabowo,” ungkap Said Didu dikutip dari channel Youtube Roy, Minggu 12 Januari 2025.
Informasi tersebut diklaim diperoleh langsung dari seorang narasumber yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Said Didu juga menyinggung istilah “Surat Perintah Solo 13 Oktober” sebagai simbol tekanan besar yang diterima Prabowo setelah pertemuan di IKN.
Ia bahkan menyebut perintah ini memiliki dampak yang lebih signifikan dibandingkan Supersemar 1966 atau Dekrit Presiden 1959.
Pada tanggal tersebut, Prabowo dilaporkan menemui Presiden Jokowi dan putranya, Gibran Rakabuming Raka, di Solo.
Pertemuan ini menjadi sorotan karena dinilai menandai adanya pengaruh besar Jokowi dalam pengambilan keputusan Prabowo.
Said Didu menyampaikan kekhawatirannya terhadap perubahan sikap Prabowo, yang dinilai tidak lagi sesuai dengan visi awalnya seperti tertuang dalam buku Paradoks Indonesia.
Dalam buku tersebut, Prabowo mengkritik penguasaan ekonomi oleh oligarki dan bertekad untuk memulihkan kedaulatan rakyat.
Namun, Said menilai bahwa tindakan Prabowo belakangan ini justru bertentangan dengan visi tersebut.
“Paradoks yang dulu ia kritik kini malah menjadi bagian dari dirinya,” ujar Said Didu.
Said Didu juga menyinggung peran Gibran Rakabuming Raka, yang disebut-sebut sebagai bagian dari upaya mempertahankan kekuasaan oleh kelompok oligarki.
Ia menyebut Gibran sebagai "generasi boneka" yang akan terus digunakan untuk melanggengkan pengaruh oligarki di Indonesia.
Pernyataan Said Didu ini menuai beragam respons dari masyarakat.
Banyak pihak yang mendukung pandangannya, namun tak sedikit pula yang menganggap pernyataan tersebut sebagai spekulasi politik tanpa bukti konkret.
Dinamika politik antara Prabowo Subianto, Presiden Jokowi, dan kelompok oligarki terus menjadi sorotan.
Sementara itu, masyarakat berharap agar para pemimpin politik tetap mengutamakan kepentingan rakyat di tengah tantangan demokrasi yang semakin kompleks.
👇👇
[VIDEO]
Sumber: PorosJakarta
Artikel Terkait
Adili Jokowi Buntut Kriminalisasi Ratusan Aktivis
Ucapan Mendiang Faisal Basri soal Mantu Jokowi Terlibat Penyelundupan Biji Nikel Kini Terbukti? Rugikan Ratusan Triliun dan Sumbernya dari KPK
MIRIS! Menyedihkan Sekali Pernyataan Gus Fahrur Ketua PBNU Sekaligus Komisaris PT GAG Nikel: Jadi Corong Kepentingan Oligarki Demi Kekuasaan & Jabatan
MIRIS! Menyedihkan Sekali Pernyataan Gus Fahrur Ketua PBNU Selaku Komisaris PT GAG Nikel: Jadi Corong Kepentingan Oligarki Demi Kekuasaan & Jabatan