Unggahan lama dari Ustaz Abdul Somad (UAS) terkait Raja Ampat kembali
    mencuat ke permukaan dan menjadi perbincangan hangat netizen.
  
  
    Gugusan kepulauan yang berada di Papua Barat Daya itu belakangan disorot
    karena aktivitas penambangan nikel yang dinilai merusak lingkungan.
  
  
    Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, akun @WidasSatyo
    mengangkat kembali sikap tegas UAS terkait isu-isu lingkungan.
  
  
    Akun tersebut menyebut bahwa UAS bukan sekali ini saja menyuarakan
    kepeduliannya terhadap kelestarian alam.
  
  
    Dalam banyak kesempatan sebelumnya, UAS dikenal vokal mengecam
    praktik-praktik perusakan lingkungan, termasuk pembakaran hutan di Riau.
  
  
    "Ini bukan yang pertama Ustaz Abdul Somad speak up tentang isu lingkungan.
    Dalam banyak kesempatan beliau sering mengecam pelaku pembakaran hutan
    (Riau)," tulis akun tersebut.
  
  
    Lebih lanjut, akun tersebut juga menyinggung tindakan UAS yang pernah
    menolak undangan untuk melaksanakan salat meminta hujan saat terjadi
    kebakaran hutan di Riau.
  
  
    "Karena beliau tahu itu bukan murni kebakaran, tapi sengaja dibakar,"
    tambahnya.
  
  
    Suara Lantang Ustaz Abdul Somad untuk Raja Ampat. [Tangkapan layar akun IG
    Greenpeaceid]
  
  
    Salah satu unggahan Instagram UAS yang disorot adalah puisi pendeknya
    tentang Raja Ampat.
  
  
    Dalam narasi puitis tersebut, UAS mengajak masyarakat untuk menjaga warisan
    alam demi generasi mendatang.
  
  "Raja Ampat
  Di atas memikat
  Di bawah mesti dirawat
  Jangan digranat
  Hanya untuk kepentingan sesaat
  Sampai waktunya kita lewat
  Tinggalkan warisan untuk ummat
  Supaya kita tidak terlaknat
  Sampai hari kiamat."
  
    Unggahan itu kembali viral di tengah meningkatnya kecaman terhadap proyek
    tambang nikel di wilayah Raja Ampat.
  
  
    Proyek khususnya berlangsung di Pulau Gag dan Pulau Manuran, dua pulau kecil
    yang dinilai sangat rentan terhadap kerusakan ekologis.
  
  
    Aktivitas pertambangan di pulau kecil sendiri sebenarnya dilarang oleh
    hukum.
  
  Ini bukan yg pertama Ust. Abdul Somad speak up tentang isu lingkungan. Dalam banyak kesempatan beliau sering mengecam pelaku pembakaran hutan (Riau).
— ✨ Widas ✨ (@WidasSatyo) June 7, 2025
Beliau pernah menolak undangan sholat minta hujan biar asap reda, karna beliau tau itu hutan bukan kebakaran, tp sengaja dibakar. pic.twitter.com/WZjuhjyDKP
Undang-undang dengan tegas menyatakan bahwa kegiatan tambang di wilayah
    pesisir dan pulau kecil dilarang karena berpotensi merusak lingkungan secara
    permanen.
  
    Penambangan nikel di Raja Ampat dikhawatirkan akan memicu sedimentasi
    pesisir, pencemaran laut, dan kerusakan terumbu karang.
  
  
    Padahal kawasan ini dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia,
    dengan lebih dari 75% spesies karang yang diketahui berada di wilayah
    tersebut.
  
  
    Kerusakan ini tentu tak hanya berdampak pada ekosistem, tapi juga mengancam
    kehidupan masyarakat adat yang selama ini hidup selaras dengan alam.
  
  
    Masyarakat adat, lembaga swadaya masyarakat seperti Greenpeace dan WALHI,
    serta para akademisi, terus menyuarakan penolakan terhadap tambang tersebut.
  
  
    Desakan untuk mencabut izin tambang menguat, seiring dengan viralnya tagar
    #SaveRajaAmpat yang menghiasi media sosial.
  
  
    Netizen pun ramai mengapresiasi sikap UAS. Salah satu komentar yang muncul
    menyebut bahwa tokoh agama punya peranan penting untuk mengatasi masalah
    lingkungan.
  
  
    "Jamaah biasanya nurut kalau menyampaikan ustaz. Kalau himbauan dari
    pemerintah belum tentu mau," ungkap netizen tersebut.
  
  
    Komentar lainnya menegaskan pentingnya suara dari tokoh publik demi menjaga
    kelestarian bumi.
  
  
    "Hormat setinggi-tingginya untuk UAS yang konsisten dan lantang dalam isu
    ini. Sikap seperti ini yang dibutuhkan dari tokoh publik. Bukan sekadar ikut
    arus, tapi berani bersuara untuk kebenaran dan kelestarian bumi," ujar
    netizen.
  
  
    Di tengah upaya menjaga ekosistem dan budaya Raja Ampat, suara dari tokoh
    agama seperti UAS dianggap menjadi angin segar.
  
  
    Sebagai pemuka agama, ustaz dapat menjangkau jutaan umat yang mungkin belum
    sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
  
  
    Isu lingkungan, sebagaimana diangkat oleh UAS, bukan hanya masalah dunia,
    tapi juga masalah akhirat.
  
  
    "Supaya kita tidak terlaknat sampai hari kiamat," tutup puisi UAS, menjadi
    pengingat bahwa bumi hanya titipan untuk anak cucu.
  
  
    Sumber:
    suara
  
  
    Foto: Ustaz Abdul Somad Pernah Bersuara untuk Raja Ampat. [Instagram]
  
   
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Kisah Mualaf Jenderal Kopassus Lodewijk Paulus: Ditentang Keluarga hingga Karier Cemerlang
Hasil Survei Kinerja Menteri: Purbaya Yudhi Sadewa Terbaik, Ini Daftar Lengkap 10 Besar - GREAT Institute
MKD DPR Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, Diduga Kuat Ada Upaya Cari Muka ke Prabowo
Habib Jafar Doakan Onadio Leonardo Lepas dari Narkoba: Tak Ada Toleransi untuk Narkoba