Dalam diskusi INTERUPSI yang dipandu oleh ANISA DASUKI di inews TV (Kamis, 22/5), penulis sebagai salah satu Nara Sumber prihatin akan pernyataan Saudara Jokowi dalam kutipan tayangan video. Menurut Jokowi, dia kasihan jika kasus ini dilanjutkan ke proses hukum di pengadilan.
Padahal, justru penulis kasihan kepada Jokowi, Kasihan kepada Bareskim, dan kasihan kepada rakyat. Mengapa?
Pertama, penulis kasihan kepada Jokowi Karena Jokowi telah mengambil pilihan dengan menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan untuk meyakinkan publik atas keaslian ijasahnya, hingga meminjam otoritas Bareskrim melakukan uji laboratorium forensik, namun tindakan itu tak juga membuat publik yakin ijazahnya asli.
Mulanya, Jokowi meminjam narasi pengacara telah melihat ijazah Jokowi. Tapi publik tak percaya.
Lalu, Jokowi meminjam narasi media dengan mengundangnya untuk melihat ijasahnya. Rakyat juga tak percaya.
Terakhir, meminjam otoritas Bareskrim. Hasilnya? Silahkan nilai sendiri.
Padahal, ada jalur pendek yang sangat sederhana. Yakni, dengan menunjukkan ijazah aslinya. Tapi jalan sederhana yang paling simpel untuk meyakinkan publik ini tidak diambil oleh Jokowi.
Kedua, penulis kasihan kepada Bareskim Mabes Polri. Telah bekerja keras untuk menguji ijazah (konon) asli, milik Jokowi. Tapi, hasil tes ini hanya untuk menghentikan Dumas yang dilaporkan TPUA.
Hasil ini tidak bisa meyakinkan publik untuk percaya ijazah Jokowi asli. Hasil ini juga tidak bisa dipakai oleh penyidik Polda Metro Jaya, untuk menguatkan laporan Jokowi.
Sebab, laporan Jokowi di Polda adalah tindakan pro Justisia berdasarkan LP. Sedangkan proses di Bareskrim hanyalah Dumas.
Itu artinya, Polda Metro Jaya harus kembali menguji ijazah Jokowi, dengan tindakan permulaan menyitanya untuk barang bukti. Jadi ijazah itu tidak bisa, ditenteng tenteng kesana kemari oleh Jokowi setelah menjadi barang bukti.
Roy Suryo dkk, tidak bisa dianggap menyebar fitnah dengan bukti yang ada di Bareskrim. Bukti itu, harus berasal dari proses yang terjadi di Polda Metro Jaya.
Ketiga, penulis kasihan kepada seluruh rakyat Indonesia yang dipermainkan oleh Jokowi. Semestinya, Jokowi bisa menunjukkan ijazah aslinya untuk menghentikan kegaduhan ini.
Bukan berdalih ‘tidak ada kewajiban hukum’, sehingga membuat perkara ini berlarut-larut. Membuat bangsa terbelah dan kehilangan energi besar untuk perkara yang sangat sederhana.
Tapi kenapa Jokowi tak mau tunjukkan ijazahnya?
Kemungkinannya hanya dua:
Pertama, Jokowi memang tak punya ijazah asli. Lalu, apa yang mau ditunjukkan kepada rakyat?
Kedua, Jokowi punya ijazah tapi ingin mempermainkan rakyat. Kalau punya, kenapa disembunyikan? Bukankah sama saja Jokowi jahat, mengadu domba rakyat dan membuat gaduh, hanya karena ego tak mau menunjukkan ijazahnya?
Entahlah, yang jelas kami terus mengawal kasus ini. Jangan sampai ada lagi korban ijazah Jokowi, seperti yang dialami Bambang Tri Mulyono dan Gus Nur. [].
Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H
Advokat, Koordinator Non Litigasi Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan GELORA.ME terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi GELORA.ME akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Artikel Terkait
Bareskrim Polri Nyatakan Ijazah Jokowi Asli, Guru Besar UGM: Jika Masih Ada yang Mempermasalahkan, Berhadapan dengan Aparat
Cuma Bisa Tampilkan Fotocopy Ijazah Jokowi di Layar Lebar, Netizen Fokus Lekukan di Tengah Ijazah Asli Jokowi. Kok Ada Lipatannya, Ijazah Apa Duit?
Tidak Percaya Ijazah Jokowi Asli! Dokter Tifa Beberkan Analisa Soal Perbedaan Bentuk Map UGM
Reaksi Menohok Rizal Fadillah TPUA Usai Bareskrim Nilai Ijazah Jokowi Asli, Singgung Keberatan-keberatannya