Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) dinilai telah melakukan liberalisasi dunia kesehatan dengan diluncurkannya  UU Kesehatan yang baru.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum KSPSI Pembaharuan Jumhur Hidayat ketika menyoal polemik blundernya pernyataan Menkes BGS. 
Ia menuturkan BGS telah memprakarsai perubahan UU Kesehatan yang dianggap telah menurunkan reputasi dunia kesehatan di tanah air.
"BGS adalah Menteri yang memprakarsai perubahan UU Kesehatan sehingga tidak ada lagi kewajiban di APBN menyediakan 5 persen dan APBD 10 persen dari anggarannya untuk kesehatan," ucap Jumhur Hidayat kepada RMOL, Senin, 19 Mei 2025.
Dengan tidak adanya kewajiban APBN untuk dunia kesehatan dalam UU Kesehatan tersebut, Jumhur menilai Menkes telah membuka ruang bagi swasta dan asing masuk ke Indonesia.
Peristiwa ini telah menjadi isu di daerah yang semakin marak dokter impor dari luar negeri yang bebas masuk ke Indonesia.
"Dengan begitu, terjadi liberalisasi dan klinik atau rumah sakit swasta bahkan asing akan tumbuh sementara rumah sakit umum daerah akan mati perlahan bergantung "niat baik bupati/gubernurnya" saja," tutupnya. 
Sumber: rmol
Foto: Ketua Umum KSPSI Perubahan Jumhur Hidayat/RMOL
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Misteri 2 Kerangka Hangus di Gedung Kwitang Terungkap, Polisi Lakukan Pemeriksaan DNA
Timnas Futsal Indonesia Vs Australia: Uji Coba Krusial Jelang SEA Games 2025
Dukungan Netizen Membara, Ini 21 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia 2025 Qatar
Polres Takalar Bebaskan 2 Anggota DPRD Tersangka Penipuan Ratusan Juta: Modus & Kronologi