GELORA.ME - Sebuah video membuat heboh, di mana Macron Presiden Perancis diduga sembunyikan kantong kokain saat ke Ukraina.
Peristiwa tersebut terjadi di kereta yang membawa Emmanuel Macron selakuPresiden Perancis, Keir Starmer selaku Perdana Menteri Inggris dan Friedrich Merz yeng merupakan Kanselir Jerman.
Mereka bertiga diketahui berangkat ke Ukraina dalam rangka melakukan pertemuan dengan Volodymyr Zelenskyi selaku Presiden Ukraina untuk membicarakan permasalahan perang dengan Rusia.
Diketahui peristiwa tersebut terjadi saat ketiganya berada dalam kereta menuju ukraina dan disebutkan bahwa mereka lupa menyimpannya saat media masuk untuk melakukan wawancara perjalanan tersebut.
Dari video yang beredar terlihat, Macron dan Starmer menyambut ketangan Merz bersama media.
Setelah menyambut kedatangan Merz, mereka bertiga langsung duduk di kursi dan terlihat Starmer mencoba untuk menutupi sebuah sendok kecil.
Selain itu juga terlihat Macron mengambil dan menyimpan bungkusan warna putih dan menyembunyikannya ditangan kanannya.
Alam video yang beredar disebutkan bahwa yang disembunyika oleh Macron adalah bungkusan kokain, namun belum ada kepastian apakan itu benar atau hanya sebuah tisu.
Selain itu juga tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah Perancis, Inggris atau Jerman atas tudingan kokain tersebut.
Video tersebut langsung dihubung-hubungkan dengan kebiasaan Zelenskyi yang sering memegang hidungnya saat tampil di depan public.
Selain itu juga menyertakan beberapa video saat Macron juga melakukan hal yang sama.
Adapun kunjungan 3 pimpinan tersbeut merupaka kali pertamanya ke Ukraina untuk mendesak Rusia agar menyetujui gencatan senjata.
Kedatangan 3 pimpinan negara Eropa tersebut juga disebutkan mewakili Uni Eropa yang meminta agar Rusia untuk menyetujui gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari.
Ultimatum tersebut diberikan setelah pembicaraan di Kyiv yang dihadiri oleh Presiden Volodymyr Zelensky dan para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, dan Polandia serta menyebutkan jika Amerika Serikat dan negara-negara lain mendukung usulan tersebut.
Sedangkan pihak Rusia mengatakan jika pihaknya akan memikirkan usulan tersebut, tetapi menekankan ada banyak pertanyaan dan Rusia menolak segala bentuk tekanan.
Adapun Presiden Rusia Vladimir Putin masih belum menyampaikan segera berkomentarnya atas permintaan tersebut.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya juga telah mengancam akan keluar dari perundingan karena kurangnya kemajuan dalam mengakhiri perang.
Trump berjanji selama kampanye pemilihan AS untuk menghentikan konflik dalam waktu satu hari setelah menjabat.
Kyiv dan sekutunya khawatir bahwa Trump beralih ke posisi Moskow, karena ia telah berselisih dengan Zelensky.
Namun Trump baru-baru ini menyatakan ketidaksabarannya yang semakin meningkat terhadap Putin.
"Posisi yang kita miliki saat ini adalah persatuan mutlak di seluruh jajaran negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, bahwa harus ada gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari," kata Starmer.
Artikel Terkait
Terungkap Sosok Jokowi Saat Masih Kuliah di Mata Dosen UGM Kasmudjo, Mahasiswa Cerdas & Berprestasi?
Dedi Mulyadi Mau Gaji Warga Jakarta Rp 10 Juta, Rano Karno: Ente Tanya Die Aje!
Kisah Rizka Nurjannah, Tenaga Medis Lubuk Linggau Tewas dalam Tragedi Kapal Bengkulu
Hercules Blak-blakan Soal Ilmu Kebal hingga Lolos dari Maut Meski Dibacok dan Ditembak, Ada Pantangan Tertentu