Prabowo Ungkap Dalang Pemberontakan PKI di Madiun: Seolah-olah Komunis, Musso-Semaun Dibawa Belanda

- Selasa, 06 Mei 2025 | 21:30 WIB
Prabowo Ungkap Dalang Pemberontakan PKI di Madiun: Seolah-olah Komunis, Musso-Semaun Dibawa Belanda


Presiden Prabowo Subianto mengatakan ada peran imperialisme Belanda dalam peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun 1948. Menurut Prabowo, Belanda juga terlibat dalam gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). 

Hal itu disampaikan Prabowo saat membahas perihal masih adanya campur tangan pihak asing pada awal-awal masa kemerdekaan Indonesia.

"Peristiwa Madiun seolah-olah itu komunis, ternyata yang membawa Musso, Semaun semua itu adalah Belanda, difasilitasi oleh Belanda," kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/5/2025). 

Meski Indonesia saat itu telah merdeka, namun ternyata Belanda masih menguasai wilayah Batavia.

"Belanda kuasai Batavia, semua lapangan terbang dikuasai. Bagaimana dia bisa sampai Madiun," mata Prabowo.

Selain Peristiwa Madiun 1948, Prabowo mengatakan Belanda juga terlibat dalam pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang dipimpin oleh S.M. Kartosuwirjo.


Tangkapan layar Tokoh PKI Musso Munawwar. [YouTube/Matah Hati Pemuda]

"Terus DI/TII, dokumen keluar, bahkan bukan DI/TII, Snouck Hurgronje juga Sandi Yudha intel Belanda," kata Prabowo.

Diketahui, PKI dan DI/TII telah resmi dibubarkan oleh pemerintah RI karena dianggap menyimpang dari idelogi Pancasila. Pembubaran PKI dan DI/TII menjadi peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. 

PKI dibubarkan setelah peristiwa G30S/1965, sementara pemberontakan DI/TII dipadamkan pada tahun 1962 setelah operasi militer yang panjang.

Peristiwa Madiun 1948

PKI Madiun ialah sebuah gerakan yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah yakni Republik Indonesia dan mengganti landasan negara.

Gerakan ini dipimpin oleh Amir Sjarifuddin dan Muso, serta dimulai pada pertengahan tahun 1948 dan berpusat di Madiun, Jawa Timur.

Penyebab pecahnya peristiwa Madiun 1948 tidak lepas dari jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin akibat ditandatanganinya perjanjian Renville yang sangat merugikan Republik Indonesia.

Setelah tidak lagi menjadi Perdana Menteri, Amir membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kemudian bekerjasama dengan organisasi berpaham kiri seperti Partai Komunis Indonesia, Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) dll.

Faktor lain adalah kedekatan Amir Sjarifuddin dengan tokoh PKI Musodan bercita-cita menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia. Dam ditambah dengan propaganda kekecewaan terhadap Perdana Menteri selanjutnya, yakni Kabinet Hatta, akibat programnya untuk mengembalikan 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.


Peristiwa Madiun tahun 1948. (Youtube BBC Indonesia)

Pemberontakan PKI Madiun diawali dengan melancarkan propaganda anti pemerintah dan pemogokan kerja oleh kaum buruh. Selain itu pemberontakan juga dilakukan dengan menculik dan membunuh beberapa tokoh negara.

Seperti penembakan terhadap Kolonel Sutarto pada 2 Juli 1948, penculikan dan pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Timur pertama RM. Ario Soerjo yang kebetulan berkunjung ke Ngawi dan kemudian dicegat oleh kelompok Amir pada 10 September 1948.

Kemudian ada juga penculikan dan pembunuhan Dr. Moewardi pada 13 September 1948, yang merupakan tokoh penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Puncak pemberontakan tersebut terjadi pada 18 September 1948, saat pemberontak berhasil menguasai kota Madiun dan mengumumkan lahirnya Republik Soviet Indonesia.

Mereka pun menguasai tempat strategis, melakukan sabotase, perusakan pembakaran sarana dan prasarana, serta melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang anti PKI.

Pemerintah menyadari apa yang dilakukan PKI sangat membahayakan negara. Oleh karena itu, dilakukan beberapa cara untuk mengakhiri pemberontakan.

Pertama, Soekarno memperlihatkan pengaruhnya dengan meminta rakyat memilih Soekarno-Hatta atau Muso-Amir.

Kedua, Panglima Besar Sudirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan dibantu para santri.

Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki lagi oleh RI. Beberapa petinggi PKI melarikan diri ke Tionghoa dan Vietnam seperti D.N Aidit dan Lukman. Muso tertembak dalam pertempuran kecil di Ponorogo. Amir Sjarifuddin ditangkap dan ditembak mati.

Pemberontakan DI/TII

Gerakan Darul Islam (DI) merupakan gerakan politik yang bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia. Gerakan ini mempunyai pasukan yang disebut Tentara Islam Indonesia (TII), sehingga pemberontakan ini juga dikenal dengan DI/TII.

Pemberontakan DI/TII merupakan salah satu pemberontakan tersulit yang pernah dihadapi Indonesia. Sebab, pemberontakan ini menyebar di berbagai wilayah Indonesia dari Jawa, Sumatera, Sulawesi maupun Kalimantan.

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat merupakan pelopor gerakan DI/TII. Bahkan pemimpinnya, SM. Kartosuwiryo, didaulat sebagai imam atau pemimpin tertinggi dari Negara Islam Indonesia, serta diakui oleh wilayah-wilayah pemberontakan lain.

Selain di Jawa Barat, pemberotakan DI/TII juga terjadi di Jawa Tengah pada 23 Agustus 1949 hingga Juni 1954. Pemicu pemberontakan itu dilatarbelakangi adanya keinginan untuk bergabung dengan NII bentukan Kartusuwiryo.

Pemberontakan hadir dalam bentuk mengikrarkan berdirinya DI/TII Jawa Tengah pada 23 Agustus 1949 di Desa Pengarasan, Tegal.

Selanjutnya, DI/TII juga melakukan pemberontakan di Sulawesi Selatan. Pemberontakan ini dipicu oleh kekecewaan Kahar Muzakar karena pasukannya yang tergabung dalam Komando Griliya tidak dimasukan ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia (APRIS).

Pemberontakan berlangsung antara tahun 1950 hingga Februari 1965. Setelah ditolak dari APRIS. Kahar Muzakar berserta anak buahnya melarikan diri ke hutan, dan ia menyatakan bahwa pasukannya menjadi bagian dari NII Kartosuwiryo.

Sumber: suara
Foto: Presiden Prabowo Subianto/Net

Komentar