Kesultanan Palembang Darussalam akhirnya angkat bicara terkait kontroversi
    yang melibatkan konten kreator Willie Salim.
  
  
    Insiden ini bermula dari unggahan video Willie Salim yang memperlihatkan
    dirinya memasak 200 kilogram rendang di Palembang untuk dibagikan saat
    berbuka puasa.
  
  
    Namun, daging rendang yang belum matang sudah habis saat Willie Salim izin
    ke toilet.
  
  
    Video tersebut memicu beragam reaksi, terutama dari masyarakat Palembang dan
    Kesultanan Palembang Darussalam.
  
  
    Dalam video yang beredar luas di media sosial, pihak Kesultanan Palembang
    menilai bahwa konten tersebut telah mencemarkan nama baik masyarakat serta
    kota Palembang.
  
  
  
    Menanggapi hal ini, Kesultanan Palembang mengeluarkan pernyataan keras yang
    menyatakan bahwa Willie Salim dikutuk dan diharamkan untuk datang ke
    Palembang sepanjang hidupnya.
  
  
    Pernyataan tersebut dibacakan oleh beberapa orang yang mengenakan pakaian
    adat khas Palembang.
  
  
    "Atas nama Kesultanan Palembang Darussalam dan segenap masyarakat Palembang,
    kami menyatakan kutukan kepada Willie Salim serta mengharamkan kedatangannya
    ke Palembang sepanjang umur hidupnya," demikian maklumat yang diumumkan
    dalam video tersebut.
  
  
    Lebih lanjut, hukuman ini disebutkan sebagai bentuk peringatan agar kejadian
    serupa tidak terulang. "Demikian maklumat sikap ini disampaikan agar menjadi
    pelajaran bagi kita semua," tambah mereka dalam pernyataan resmi.
  
  
    Sementara itu, Sultan Palembang Darussalam, Mahmud Badaruddin IV, Raden
    Muhammad Fauwaz Diradja, menegaskan bahwa tindakan Willie Salim tidak
    mencerminkan budaya Palembang.
  
  
    Dalam budaya Palembang, tamu dianggap sebagai raja yang harus dihormati,
    bukan dijadikan bahan ejekan atau konten sensasional.
  
  
    "Dalam budaya kami, tamu adalah raja yang harus dilayani dengan hormat,
    bukan dijadikan bahan ejekan," ujar Sultan dalam pernyataannya.
  
  
    Kesultanan Palembang juga mengajukan beberapa tuntutan kepada Willie Salim.
    Mereka meminta agar Willie segera memberikan klarifikasi yang jujur serta
    meminta maaf secara langsung di hadapan Majelis Adat Kesultanan Palembang.
  
  
    Selain itu, Sultan juga mendesak agar Willie mengikuti tradisi Tepung Tawar
    sebagai bentuk penebusan atas tindakan yang dianggap merendahkan masyarakat
    Palembang.
  
  
    "Mendesak Willie Salim untuk mengikuti tradisi Tepung Tawar atas tindakan
    Cempalo Mulut sebagaimana adat Melayu Palembang yang tertuang dalam
    Undang-undang Simbur Cahayo," jelas Sultan.
  
  
    Kontroversi ini bermula ketika Willie Salim membagikan video yang
    menunjukkan rendang seberat 200 kilogram yang ia masak hilang dalam waktu
    singkat karena diambil oleh masyarakat sekitar.
  
  
    Insiden ini menimbulkan berbagai spekulasi dan opini negatif terhadap warga
    Palembang.
  
  
    Sebagian publik menilai bahwa Willie telah menggiring opini buruk tentang
    masyarakat setempat, sementara yang lain mencurigai bahwa kejadian tersebut
    hanya settingan demi meningkatkan popularitas kontennya.
  
  
    Ketegangan semakin meningkat ketika muncul anggapan bahwa Willie dan timnya
    tidak menyiapkan pengamanan yang cukup selama acara tersebut.
  
  
    Akibatnya, peristiwa "rendang hilang" ini dianggap sebagai kelalaian dalam
    perencanaan dan bukan semata-mata kesalahan masyarakat Palembang.
  
  
    Setelah menuai kritik dari berbagai pihak, Willie Salim akhirnya memberikan
    klarifikasi melalui video permintaan maaf. Dalam pernyataannya, ia mengakui
    bahwa kontennya telah memicu narasi negatif terhadap warga Palembang dan ia
    bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut.
  
  
    "Saya minta maaf untuk seluruh warga Palembang yang tersakiti gara-gara
    kejadian viral rendang ini," ujar Willie dalam video klarifikasinya.
  
  
    Willie juga menegaskan bahwa kejadian ini bukanlah kesalahan masyarakat
    Palembang, melainkan kesalahannya sendiri karena kurangnya persiapan dalam
    mengadakan acara tersebut.
  
  
    "Banyak narasi yang tidak enak terhadap warga Palembang. Jujur, ini bukan
    kesalahan warga Palembang. Ini sepenuhnya salah saya karena saya kurang
    persiapan," lanjutnya.
  
  
    Kontroversi ini menjadi pelajaran penting bagi para konten kreator agar
    lebih berhati-hati dalam membuat konten yang berkaitan dengan budaya dan
    masyarakat setempat. Kesultanan Palembang berharap bahwa insiden ini dapat
    menjadi pengingat bagi siapa saja untuk lebih menghormati nilai-nilai budaya
    yang ada, terutama saat berkunjung ke suatu daerah.
  
  
    Sumber:
    suara
  
  
    Foto: Willie Salim buat konten masak rendang di Palembang (Instagram)
  
   
                         
                                
 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Pohon Tumbang di Darmawangsa Jaksel Tewaskan 1 Orang, Ini Kronologi Lengkapnya
Komet 3I/ATLAS Bukan Pesawat Alien, Ini 5 Fakta dan Penjelasan NASA
Onadio Leonardo Ditangkap Polisi Terkait Narkoba, Viral di Medsos!
5 Pelatih Pengganti Arne Slot di Liverpool: Zidane, Klopp, dan 3 Nama Lain