Hamas merasa bahwa proposal tersebut tidak memenuhi tujuan utama mereka dalam hal pembebasan Palestina.
Oleh karena itu Hamas menolak untuk bernegosiasi dengan pihak yang mereka anggap sebagai pendukung kuat Israel, yang menurut mereka tidak dapat diandalkan dalam mencapai solusi yang adil bagi Palestina.
Dalam konteks ini, Hamas lebih memilih untuk melanjutkan perjuangan mereka secara langsung, tanpa kompromi yang dirasa merugikan posisi mereka.
Sebaliknya, Hamas bersikeras bahwa negosiasi harus segera berlanjut ke fase kedua.
Yaitu mencakup penghentian perang secara permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
"Satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas di kawasan tersebut dan pemulangan para tahanan adalah dengan menyelesaikan pelaksanaan perjanjian... dimulai dengan pelaksanaan fase kedua," kata pemimpin Hamas Mahmoud Mardawi.
Namun hal tersebut dikecam Israel, Netanyahu menegaskan bahwa negaranya hanya akan memperpanjang gencatan senjata hingga Paskah.
Perselisihan inilah yang membuat kesepakatan gencatan senjata tahap satu berakhir.
Israel Setop Bantuan Gaza
Tak hanya memobilisasi 400.000 pasukan, Israel yang murka lantas menghentikan masuknya semua barang dan pasokan bantuan ke Jalur Gaza mulai Minggu (2/3/2025).
Lebih lanjut, Israel juga memperingatkan "konsekuensi tambahan" jika Hamas tidak menerima usulan baru untuk memperpanjang gencatan senjata saat ini.
"Israel tidak akan mengizinkan gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami," kata kantor Netanyahu, mengumumkan bahwa masuknya semua barang dan pasokan ke Jalur Gaza akan dihentikan.
"Jika Hamas bersikeras menolaknya, akan ada konsekuensi tambahan." imbuhnya.
Belum jelas apakah pasokan bantuan ke Gaza telah dihentikan sepenuhnya oleh Israel.
Namun blokade ini dilakukan Israel setelah berkoordinasi dengan pemerintahan Amerika.
Keputusan Netanyahu untuk menghentikan pasokan bantuan bagi warga Palestina di Gaza itu pun menuai kecaman dan kritik.
Termasuk Mediator Mesir dan Qatar yang menuduh Israel melanggar hukum humaniter, dengan menghentikan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Kecaman serupa juga dilontarkan Sekretariat Jenderal MWL, Sheikh Dr. Mohammed Al-Issa, Sekretaris Jenderal MWL dan Ketua Organisasi Cendekiawan Muslim.
Mereka menilai tindakan Israel sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan norma internasional
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Jokowi Absen di Kongres III Projo: Kekecewaan atau Sinyal Perubahan Arah?
APG Westkampar Indonesia Catat Rekor Produksi Minyak 1.011 BOPD di 2025, Ini Strateginya
Fadly Alberto Ungkap Perasaan Campur Aduk Jelang Debut di Piala Dunia U-17 2025
November Run 2025 di TMII: Seskab Teddy Lepas 4.000 Peserta Peringati Hari Pahlawan