Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) hadir di setiap momen penting pemerintahan Indonesia di era Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais, hal ini menunjukkan bahwa Jokowi masih terus cawe-cawe di pemerintahan Presiden Prabowo.
Bahkan, Amien Rais blak-blakan menyebut Jokowi tidak punya rasa malu, lantaran terus bermain menjadi presiden.
“Setelah gagal memperpanjang jabatan kepresidenannya untuk menambah 1 periode lagi, dengan menukangi konstitusi, Mulyono (Jokowi) tanpa malu terus saja, tanpa henti main presiden-presidenan,” ucap Amien Rais, dikutip dari youtubenya, Senin (3/3/25).
Amien Rais mengatakan bahwa pihaknya tidak habis pikir juga dengan momen saling sanjung antara Presiden Prabowo dengan Jokowi. Pihaknya menyebut adegan saling sanjung itu dengan Mutual Admiration Club.
“Kita telah menyaksikan adegan Mutual Admiration Club, antara Mulyono sebagai bekas presiden dengan Pak Prabowo Subianto sebagai presiden yang akan terus memimpin kita semua,” ucapnya.
Menurut Amien Rais, pemandangan saling mengagumi dan saling memuji antara Presiden Prabowo dengan Jokowi ini menjadi semacam lomba memuji.
“Mutual Admiration Club atau saling kagum dan saling puji diantara dua tokoh itu sulit dicerna oleh Bangsa Indonesia, semacam ada lomba puji,” ungkapnya.
Amien Rais mengaku menyesal lantaran ekspektasi pemerintahan Presiden Prabowo akan jauh lebih baik dari Jokowi ternyata pupus begitu saja.
“Saya mengharapkan pemerintahan Pak Prabowo bakal berbeda dalam arti lebih baik dari rezim Jokowi, tapi ternyata sia-sia,” aku Amien Rais.
Sumber: suara
Foto: Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais/Net
Artikel Terkait
[UPDATE] Pak Kasmudjo Akhirnya Ngaku Bukan Dosen Pembimbing Skripsi dan Bukan Dosen Pembimbing Akademik Jokowi: Fix Mulyono Ngibul!
Wajah Pak Kasmudjo Diplester dan Terlihat Kurang Sehat, Hampir Berbarengan dengan Sakitnya Jokowi, Kenapa Ya?
Luhut Akui 4 Pulau di Singkil Aceh Sudah Dilirik Investor Buat Bangun Resort
Ulil Panen Kritik Usai Sebut Penolak Tambang Wahabi: Semua yang Nggak Sejalan dengan PBNU Dicap Wahabi