"Demi mendukung rakyat Palestina di Jalur Gaza dan mendukung perjuangan mereka, dan sebagai respons atas serangan musuh Israel di permukiman selatan (Lebanon), khususnya di kota Ma'roub, para Pejuang Islam pada Senin membombardir pusat komando 146 di Ja'toun dengan serangkaian serangan roket Katyusha," demikian keterangan resmi Hizbullah dikutip the Cradle.
Gelombang serangan roket pada hari ini terjadi jelang rencana serangan besar Hizbullah dan Iran ke Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan Hizbullah, Fuad Shukr dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Sebelumnya pada Jumat (9/8/2024), mantan kepala komisi perbatasan Lebanon-Israel, Janderal Abdul Rahman Shehaitli dikutip Sputnik, mengatakan, bahwa serangan balasan terhadap Israel oleh Iran dan gerakan Hizbullah Lebanon akan berbeda dalam metode yang digunakan tetapi semuanya akan menargetkan fasilitas militer serta tidak akan membahayakan warga sipil.
"Serangan balasan terhadap Israel oleh Iran pasti akan berbeda sifatnya dari tanggapan Hizbullah di Lebanon. Tanggapan Hizbullah dihitung berdasarkan realitas konfrontasi bersenjata dengan militer Israel. Iran adalah negara besar di kawasan, jadi prinsip serangan balasannya dikembangkan berdasarkan kepentingan negara," kata Shehaitli.
Hizbullah akan melancarkan serangan yang tepat sasaran yang akan melukai Israel. Hizbullah mengklaim tidak akan membatasi diri hanya dengan menembakkan roket yang akan bisa dicegat oleh Iron Dome Israel.
Artikel Terkait
1.500 Personel Gabungan Amankan Konser BLACKPINK di GBK: 8 Zona & Strategi Pengamanan
Jadwal & Link LIVE Streaming Indonesia U-17 vs Zambia U-17 di Piala Dunia U-17, 4 November 2025
PBB Ungkap Pembantaian RSF di El Fasher: Ratusan Warga Sipil Tewas dalam Serangan
Formula Baru Upah Minimum 2026 Diumumkan 21 November 2025, Ini Tujuannya