Pada Rabu (24/7/2024), Jokowi memanggil Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi di Istana Presiden, Jakarta. Masalahnya, ya itu tadi, penumpang Kereta Whoosh masih jauh dari harapan.
Bukan hanya kereta Whoosh, minimnya penumpang di LRT Jabodebek juga dipermasalahkan. "Ya kami update saja ke Pak Presiden," kata Tiko, sapaan akrab Wamen BUMN itu.
Eks Dirut Bank Mandiri ini, tak menampik salah satu agenda yang dibahas adalah jumlah penumpang kereta Whoosh dan LRT Jabodebek yang belum memenuhi target.
Saat ini, rata-rata penumpang kereta Whoosh yang rutenya Jakarta-Bandung baru 24 ribu penumpang per hari. Atau 83 persen dari target 29 ribu penumpang per hari.
Sedangkan LRT Jabodebek, jumlah penumpangnya tembus 80 ribu orang
Tiko mengatakan pemerintah akan menambah frekuensi kereta yang beroperasi untuk menggenjot trafik penumpang. Untuk kereta Whoosh, jumlah perjalanan ditambah dari 48 menjadi 62 perjalanan. Sementara LRT Jabodebek ditambah dari 20 menjadi 27 perjalanan.
"Itu mendekati lah. Kita mengincar seharusnya untuk rencana target sesuai prediksi awal seharusnya dalam dua-tiga tahun bisa kita kejar," ujarnya.
Mengingatkan saja, proyek kereta Whoosh ini dibiayai duit utangan China. Agar lekas lunas, ada target penumpang yang harus diraih. Kalau tidak cepat lunas, memberatkan keuangan negara khususnya BUMN. Karena bunganya cukup mahal, sekitar 3,2 persen per tahun.
Proyek kereta Whoosh yang dulunya bernama Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), sudah bikin keuangan PT Wijaya Karya (Persero/WIKA) Tbk terganggu.
Pada 2023, kerugian bersih WIKA mencapai Rp7,12 triliun. Membengkak 11.860 persen ketimbang kerugian 2022 sebesar Rp59,59 miliar.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Ancaman Bagi Makna Reformasi 1998?
Kisah Mualaf Jenderal Kopassus Lodewijk Paulus: Ditentang Keluarga hingga Karier Cemerlang
Hasil Survei Kinerja Menteri: Purbaya Yudhi Sadewa Terbaik, Ini Daftar Lengkap 10 Besar - GREAT Institute
MKD DPR Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, Diduga Kuat Ada Upaya Cari Muka ke Prabowo