Pakar militer dan strategis tersebut mengatakan, kenyataan saat ini diwujudkan oleh Abu Ubaidah dalam pidatonya yang disiarkan di Aljazirah. Dia menunjukkan bahwa pejuang perlawanan telah melawan pasukan pendudukan selama 9 bulan tanpa pasokan eksternal. Sementara tentara pendudukan terus menerima dukungan eksternal, namun mengatakan bahwa mereka kekurangan amunisi.
Abu Ubaidah menekankan bahwa kemampuan para pejuang al-Qassam untuk melawan dan berkonfrontasi menjadi lebih kuat dalam menghadapi kejahatan penjajahan dan pemusnahannya. “Kami telah memperkuat kemampuan pertahanan untuk menghadapi pendudukan di setiap tempat di tanah kami,” dan bahwa “ada ribuan pejuang yang siap menghadapi musuh kapanpun diperlukan.”
Al-Duwairi juga menjelaskan bahwa fokus Abu Ubaidah dalam pidatonya tentang poros Netzarim di Gaza tengah disebabkan oleh fakta bahwa poros ini memiliki tujuan politik yang jauh, menekankan bahwa tentara pendudukan Israel bermaksud untuk tetap berada di tiga wilayah di Gaza: poros Netzarim, poros Philadelphia, dan kawasan pertanian, Belakangan mereka terkena serangan para pejuang perlawanan yang akan memaksanya mundur dari kawasan tersebut.
Dalam pidatonya, Abu Ubaidah mengancam pasukan pendudukan, dengan mengatakan bahwa poros Netzarim akan menjadi "poros teror dan pembunuhan, dan musuh yang muncul dari poros tersebut akan dikalahkan."
Sumber: republika
Artikel Terkait
Waspada Pohon Tumbang! Pemprov DKI Imbau Warga Jakarta Jangan Berteduh di Bawah Pohon Saat Hujan
Timnas Futsal Indonesia Kalahkan Australia 3-1: Rekor Penonton & Kunci Menuju SEA Games 2025
Dasco Buka Suara Soal Isu Budi Arie Gabung Gerindra: Belum Dengar Langsung
Trump Tetapkan Nigeria Negara Sangat Mengkhawatirkan, Ini Alasannya