"Di setiap rumah di Gaza dan Utara ada foto Temple Mount (Masjid Al-Aqsa) dan ada foto Yerusalem, kami beritahu mereka, Yerusalem adalah milik kami,” ujar Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir mengutip MEE.
Dalam wawancara pada hari 'Parade Bendera' di Yerusalem, Ben Gvir mengatakan bahwa dia ingin menyampaikan pesan kepada Hamas dan masyarakat Gaza utara bahwa Yerusalem adalah milik Israel. Ben Gvir juga menyatakan bahwa Hamas dan Hizbullah harus dikalahkan melalui perang saja.
Pada Rabu sore Ben Gvir bergabung dengan ribuan nasionalis Israel dalam “pawai bendera” tahunan di Yerusalem, yang memperingati pendudukan kota tersebut oleh Israel pada 1967. Mereka melewati lingkungan mayoritas Muslim di Kota Tua Yerusalem Timur. Bagi sebagian Israel, di kompleks Masjidil Aqsa terdapat Kuil Sulaiman.
Padahal Sejarawan kelahiran Mesir, Profesor Mansour Abdel Hakim, mengatakan, para arkeolog Yahudi, Eropa dan Amerika yang melakukan penggalian dan mengerjakan penggalian dan terowongan di bawah Masjid Al Aqsa telah membuktikan bahwa tidak ada satu pun jejak Kuil Sulaiman di bawah Masjid Al-Aqsa ataupun di bawah Kubah Shakhrah.
Sementara itu, bersamaan dengan perayaan 'Para Bendera', Israel Kembali melanjutkan aksi barbarnya. Tentara Zionis mengebom sekolah yang menjadi tempat berlindung pengungsi.
Setidaknya 32 orang terbunuh dalam serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di Nuseirat di Gaza tengah. Perempuan serta anak-anak termasuk di antara korban yang gugur. Demikian dilaporkan kantor berita Wafa seperti dikutip Aljazirah, Senin (6/6/2024).
Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah mengebom sebuah sekolah PBB, UNRWA, yang berfungsi sebagai tempat penampungan bagi ribuan pengungsi di Nuseirat. Militer Israel mengeklaim pihaknya menargetkan pejuang Hamas yang berlindung di gedung tersebut.
Kantor Media Pemerintah Gaza menggambarkan serangan Israel yang menewaskan puluhan orang Nuseirat sebagai bukti nyata dari “genosida dan pembersihan etnis”.
Ismail al-Thawabta, juru bicara kantor media, menggambarkan serangan itu sebagai pembantaian yang mengerikan. Perempuan dan anak-anak, kata ia, termasuk di antara mereka yang terbunuh. “Sejumlah besar korban tewas dan terluka masih tiba di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, yang dipenuhi pasien terluka tiga kali lipat melebihi kapasitas klinisnya,” tambah al-Thawabta.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Kronologi Lengkap Ihsan Paksa Istri Layani Teman Lalu Bunuh Novrianto di Siak
Pertamina Ganti Rugi Motor Rusak Akibat Pertalite di Jatim: Ini Syarat dan Cara Klaimnya
3 Menteri Prabowo dengan Kepuasan Publik Tertinggi Versi Survei Terbaru
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Ancaman Bagi Makna Reformasi 1998?