Hopd.ID - Ladyboy atau transgender pria di Thailand telah menjadi kebudayaan yang diterima oleh masyarakat dan memiliki kemudahan dalam menjalani aktivitas, juga disertai sisi gelap yang mengintai.
Sisi gelap budaya ladyboy di Thailand beriringan dengan segala kemudahan yang mereka nikmati, tidak menghentikan peningkatan jumlahnya.
Ladyboy di Thailand justru menganggap adanya kebebasan berekspresi, yang menjadikannya sebagai bagian dari budaya yang lumrah dengan segala kemudahan, meskipun mereka juga harus menghadapi segala sisi gelapnya.
Baca Juga: Tersisa Thailand, nasib ASEAN di Piala Asia 2023 ditentukan Gajah Putih malam ini
Sejarah dan kepercayaan
Dilansir dari kanal YouTube YouTube Owl of Asia, pada Selasa 30 Januari 2024, disebutkan bahwa budaya Ladyboy di Thailand ditunjukan melalui sejarah bahwa individu transgender telah menjadi bagian dari masyarakat setidaknya sejak abad ke-14.
Agama budha yang dominan di Thailand telah mempromosikan toleransi dan rasa hormat yang membuka jalan bagi penerimaan.
Artikel Terkait
Kemenhaj Pangkas Jumlah Syarikah Haji 2026, Ini 2 Perusahaan Terpilih dan Alasannya
Said Didu Bongkar Nasib Purbaya di Kabinet Prabowo: Menteri Koboi Bertahan atau Tumbang?
Dokter Priguna Dituntut 11 Tahun Bui & Restitusi Rp137 Juta, Ini Modus Pemuaskan Nafsu di RSHS Bandung
Purbaya Yudhi Sadewa: Daya Beli Masyarakat Meningkat, Ini Bukti dan Dampaknya