Selain menyiapkan dana untuk kebutuhan utama keluarga, Annisa juga menyarankan untuk menyisihkan dana darurat. Dana darurat ini akan digunakan untuk sesuatu tidak terduga dan diharapkan tidak akan digunakan dalam waktu lama.
“Dana darurat itu kalau single ada tiga kali dari dana pengeluaran bulanan, kalau sudah menikah enam kali, sudah punya tunjangan (anak) sembilan kali, begitu seterusnya,” jelas Annisa.
Annisa mengatakan dana darurat sangat penting layaknya tabungan agar orang tua siap menjalani kehidupan baru. Sebaiknya, kumpulkan dana darurat perlahan-lahan agar tidak terasa berat dan dapat dilakukan dengan konsisten.
“Jadi, secara teori dana darurat dikumpulkan pelan-pelan. Misalnya, dapat THR dan setengahnya dikumpulkan untuk dana darurat, atau kerja sampingan yang dananya disimpan untuk dana darurat,” saran Annisa.
Dia pun menyarankan untuk menyimpan dana pensiun, dana pendidikan, dan asuransi agar anak memiliki tunjangan yang dapat digunakan untuk ke depannya. Dana-dana tersebut perlu disimpan sedini mungkin agar orang tua tidak terlalu berat saat menyisihkannya.
“Jadi, mau enggak mau dana pendidikan ini adalah sesuatu yang penting dan harus dikumpulkan segera. Lebih enak kalau menyiapkannya saat hamil karena usia anak sebenarnya hanya terjeda tiga tahun sebelum memasuki usia sekolah,” katanya. “Jika kita menabung selama 18 tahun hingga anak memasuki bangku kuliah, itu akan jauh lebih mudah.”
Sumber: tempo.
Artikel Terkait
Timnas Futsal Indonesia Kalahkan Australia 3-1: Rekor Penonton & Kunci Menuju SEA Games 2025
Dasco Buka Suara Soal Isu Budi Arie Gabung Gerindra: Belum Dengar Langsung
Trump Tetapkan Nigeria Negara Sangat Mengkhawatirkan, Ini Alasannya
Rocky Gerung Kritik Lingkungan Prabowo: Dikelilingi Orang Pragmatis dengan Prinsip Asal Prabowo Senang