Ternyata Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah

- Selasa, 05 Desember 2023 | 11:31 WIB
Ternyata Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah



Lokasi penemuan para korban tersebut menjadi catatan. Itu menunjukkan ada larangan yang diterobos. Yakni, larangan masuk dalam radius 3 kilometer dari puncak.


Hendra Gunawan menjelaskan, aturan tidak boleh naik dengan jarak tersebut diberikan PVMBG untuk instansi terkait. ”Larangan dari PVMBG itu sifatnya rekomendasi ke instansi terkait,” paparnya dalam konferensi pers via daring kemarin.


Dia mengakui bahwa status waspada Gunung Marapi telah bertahan 12 tahun. Dari statistik PVMBG, diketahui bahwa selama ini tidak terdapat dampak sama sekali dari letusan Marapi di radius lebih dari 3 kilometer. Yang terkena dampak selalu berada di dalam radius 3 kilometer. ”Begitu karakter dari Gunung Marapi,” jelasnya.



Karakter lain erupsi Gunung Marapi adalah didominasi aliran lava dan jatuhan material. Sangat sedikit awan panas. ”Secara visual kawah Gunung Marapi ini tidak terlihat ada apa-apa. Secara kegempaan terjadi sebulan sekali. Inilah yang menjadi dasar status waspada,” urainya.


Berdasar data PVMBG, sejak 2011 hingga 2018 terjadi lima kali erupsi Marapi. Yakni, pada 2011, 2012, 2014, 2017, dan 2018. Kemudian, terjadi jeda sekitar empat tahun dan kembali erupsi pada Desember 2023. ”Saat tidak meletus itu bukannya aman, malah tidak aman. Karena bersifat akumulasi, menjadi lebih kuat erupsinya. Akumulasi gas di dasar kawah,” jelasnya.


Sementara itu, ahli geologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Eko Teguh menyampaikan, dalam status waspada KRB III atau kawasan yang sangat berpotensi dilanda awan panas, aliran lava, atau lontaran abu vulkanis, masyarakat tidak direkomendasikan untuk beraktivitas di sana. ”Artinya, pendakian di radius 3 kilometer tidak dibenarkan,” jelasnya.




Karena itu, lanjut dia, dapat dipastikan terjadi pelanggaran prosedur operasional standar (POS). Pelanggaran itu tidak hanya dilakukan masyarakat yang naik ke radius 3 kilometer, tapi juga para pihak yang tidak memberikan informasi.


Dia mengatakan, seharusnya instansi terkait mengingatkan dan memberitahukan larangan untuk mendaki hingga radius 3 kilometer dari puncak.


Untuk diketahui, instansi yang berwenang dalam mengatur pendakian adalah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dalam hal ini BKSDA Sumatera Barat. Sayang, saat hendak dikonfirmasi terkait pendaki yang masih bisa naik hingga radius 3 kilometer, Pelaksana Harian BKSDA Sumatera Barat Eka Damayanti tidak merespons. Panggilan telepon dan pesan singkat dari Jawa Pos tidak dibalas.


Sesuai data Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 75 pendaki yang naik ke Gunung Marapi saat terjadi erupsi. Data tersebut berbeda dengan yang disampaikan BKSDA Sumatera Barat, yakni hanya 70 pendaki. Data BNPB, 54 pendaki masuk dari pintu Batu Palano dan 21 orang masuk dari pintu Koto Baru.


Dari 75 pendaki tersebut, telah dievakuasi turun sebanyak 49 orang dalam keadaan selamat. Lalu, terdapat 2 pendaki selamat yang masih proses evakuasi, 1 orang selamat telah dievakuasi, 3 orang meninggal sudah dievakuasi, 8 orang meninggal dalam proses evakuasi, serta 12 orang masih dalam pencarian. ”Korban meninggal dalam proses identifikasi,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari. 


Sumber: jawapos

BACA JUGA:

Halaman:

Komentar