Wolbachia, kata dia, juga merupakan inovasi komplementer selain sejumlah gerakan seperti 3M plus dan satu rumah satu jumantik. "Oleh karena itu, implementasinya sangat hati-hati.
Setelah berhasil di Yogyakarta, Kemenkes RI dengan persiapan matang melalui pelatihan, sosialisasi, serta timeline yang terstruktur dan terukur melakukan perluasan area ke lima kota resmi dengan SK Kemenkes," ujarnya.
Ngabila menjelaskan Wolbachia merupakan inovasi teknologi ramah lingkungan yang dilakukan tanpa rekayasa genetik ataupun modifikasi ekosistem. Hal ini diharapkan dapat membantu menurunkan kasus dengue dan bahkan menjadi nol kematian.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat agar berpikir positif dan menjadi masyarakat yang cerdas agar tidak mudah dibohongi oleh informasi hoaks soal Wolbachia yang sempat beredar.
Diketahui, bakteri Wolbachia mampu menyebabkan nyamuk Aedes aegypti tidak bisa lagi menularkan virus dengue kepada manusia.
Teknologi tersebut diimplementasikan dengan metode replacement atau penggantian, di mana nyamuk jantan dan nyamuk betina ber-Wolbachia dilepaskan ke populasi alami.
Tujuannya, agar nyamuk betina kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan anak-anak nyamuk yang mengandung Wolbachia
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Timnas Indonesia U-17 Siap Hadapi Piala Dunia 2025: Hasil Uji Coba Jadi Kunci
Menteri Keuangan Purbaya Sidak Pakaian Impor Ilegal di Cikarang, Beri Ultimatum Keras
Projo Bukan Pro Jokowi: Arti, Makna Logo Baru, dan Penjelasan Budi Arie
Proyek Jalan Kawasan Yudikatif IKN Dimulai, Hutama Karya Target Selesai 2027