GELORA.ME - Saham Unilever Indonesia Tbk terus merosot diduga akibat aksi boikot terhadap produk yang dianggap pro-Israel.
Boikot ini merupakan bagian dari gerakan global Boycott, Divestment, Sanctions (BDS), yang mencuat ke berbagai penjuru dunia.
Pemicu utama aksi boikot adalah keputusan Ben & Jerry's, yang merupakan bagian dari Unilever, untuk menghentikan penjualan es krim di Tepi Barat, Palestina, selama pendudukan Israel pada 2021.
Namun, niat Ben & Jerry's untuk mendukung Palestina dikontraskan oleh CEO Unilever, Alan Jope, yang justru mengindikasikan potensi kerja sama baru dengan Israel, menciptakan kontroversi.
Pernyataan Jope ini memicu kemarahan kelompok pendukung BDS, yang menuduh Unilever berupaya menekan dewan independen Ben & Jerry's agar tetap berbisnis dengan Israel yang tengah menginvasi Gaza.
Dampaknya tidak hanya terbatas pada Unilever secara global, namun juga berdampak pada Unilever Indonesia.
Menurut data dari RTI, saham Unilever Indonesia (UNVR) terus mengalami penurunan, dengan harga saham tidak pernah mencatatkan kenaikan selama agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Dalam 4 hari terakhir, harga saham turun dari 3.590 pada penutupan pekan sebelumnya menjadi level 3.400-an saat ini.
Kinerjanya menunjukkan penurunan sebesar 5 persen dalam seminggu, 10,47 persen dalam sebulan, 8,31 persen dalam 3 bulan, dan signifikan turun 23,15 persen dalam 6 bulan terakhir.
Sejak awal tahun ini (year to date), harga saham UNVR anjlok sebanyak 27,23 persen.
Artikel Terkait
Prabowo Undang Guru Bahasa Inggris dari Selandia Baru untuk Latih Calon PMI
KPK Selidiki Proyek Whoosh KCJB: Jokowi dan Para Menteri Bisa Dipanggil
Arab Saudi Cetak Rekor 4 Juta Visa Umrah dalam 5 Bulan, Begini Aturan Barunya
Nanang Gimbal Dituntut 15 Tahun Penjara, Ini Kronologi Pembunuhan Sandy Permana