GELORA.ME - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora Fahri Hamzah menanggapi santai pernyataan Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo yang melontarkan sindiran tentang maraknya drama Korea (Drakor) yang sedang dipertontonkan oleh elite politik ke hadapan publik.
"Tidak lah (tidak merasa tersindir), kami santai aja, karena kami memang niatnya (berada) di tengah. Menjadi kekuatan pemersatu, menghindari ekstrem kiri, ekstrem kanan," kata Fahri di kawasan Jakarta Pusat, dikutip Rabu (15/11/2023).
Ia mengeklaim lebih memilih untuk mengoptimalkan politik gagasan dibanding drama. Terlebih, Fahri menilai, drama politik yang diibaratkan sebagai drakor itu sebenarnya dibuat oleh orang-orang yang memahami "permainan" yang sebenarnya.
"Karena dia bekas pemain utamanya kan. Cuma kok tiba-tiba menjadi merasa tidak mengerti permainan gitu, padahal kan mereka adalah pemain inti lima tahun lalu, dari 10 tahun lalu lah. Kok jadi kayak tidak ngerti permainan, jadi lah drama gitu," ujar Fahri memaparkan.
Soal apakah pernyataan Ganjar merupakan serangan terbuka bagi Prabowo-Gibran, Fahri menjawab diplomatis.
"Kami konsekuensi berada di tengah, pasti kekuatan-kekuatan ekstrem, kan mempersoalkan keberadaan kita ditengah kan, tapi kita tetap di tengah dan pilihan di tengah itu adalah pilihan yang serius kita pertahankan," kata Fahri menambahkan.
Sebelumnya, Capres Ganjar Pranowo menyinggung soal berbagai drama politik yang mencuat jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ia pun meminta para pendukungnya tetap tenang alias tidak tersulut emosi menghadapi drama layaknya drama Korea (drakor) tersebut.
“Beberapa hari ini kita disuguhkan dengan menonton drakor yang sangat menarik,” kata Ganjar dalam pidatonya usai pengundian nomor urut di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam (14/11/2023).
Ganjar menilai, drakor politik sejatinya tak perlu terjadi di tengah tahapan menuju pemilihan anggota legislatif maupun pilpres. Terlebih, Ganjar memastikan dirinya menghormati segala dinamika politik yang mengemuka.
“Saya menghormati yang lain, drama-drama itulah yang sebetulnya tidak (perlu) terjadi,” ujar dia menegaskan.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
Jokowi Ngaku KKN Tahun 1985, tapi Dokumen yang Diungkap Bareskrim Tertulis 1983 — Mana yang Benar?
Mahasiswa Aceh Desak Presiden Prabowo Copot Tito Karnavian: Pentolan Geng Solo Biang Kerok Masalah 4 Pulau!
INFO! Fakta Baru Terungkap, Kasmudjo Ternyata Bukan Dosen Pembimbing Skripsi atau Akademik Jokowi
Dukung Iran, Pakistan Serukan Persatuan Muslim Melawan Israel