Kedua, Anies punya cukup banyak variabel potensial yang belum terekspos ke publik. Soal ini berulangkali sudah saya tulis di media sejak jelang Pilgub DKI.
Setelah pendaftaran dan penetapan capres-cawapres, maka media akan sering ekspos para calon. Sejak itu, publik akan sering disuguhi berita dan informasi tentang capres-cawapres. Dari sini maka rekam jejak, prestasi, pengalaman, pola komunukasi, penguasaan masalah, gagasan dan bahkan gestur capres-cawapres akan lebih sering dibaca dan bersentuhan langsung dengan persepsi para pemilih.
Sajian media, terutama elektronik tentang capres-cawapres bertemu dengan antusias pemilih, maka ini akan otomatis memberi pengaruh elektabilitas. Di sini, kampanye akan efektif. Dalam kampanye ini, Anies diuntungkan karena keunggulannya.
Lima kali debat yang diadakan KPU, juga debat-debat yang sudah dimulai di berbagai forum yang ditayangkan tv dan diramaikan media-medsos akan sangat efektif dalam mempengaruhi undecided voters (pemliih yang belum menentukan pilihan) dan swing voters (pemilih yang potensial pindah).
Dua faktor ini yang membuat trend elektabilitas pasangan Amin naik. Dan trend elektabilitas Amin dipredikasi akan terus naik seiring dengan semakin dekatnya jadwal pemilu.
Trend kenaikan elektabilitas Amin ini hanya bisa terhenti jika ada peristiwa luar biasa atau ub-normal. Jika situasinya normal, Amin lebih besar peluangnya untuk menang.
Anies-Cak Imin cenderung cover-nya rapi. Beda dengan Prabowo dan Gibran. Potensi blundernya jauh lebih besar. Pasangan Prabowo-Gibran nampaknya lebih mengandalkan "cawe-cawe" kekuasaan Presiden Jokowi dan kekuatan logistik. Ini bisa menguntungkan, tapi bisa juga menambah blunder.
Saat ini, pasangan Prabowo-Gibran banjir kritik, bahkan bullyan dari hampir semua kalangan. Semacam sudah menjadi common enemy (musuh bersama) dalam Pilpres 2024. Sementara Ganjar, belum muncul potensi baru yang bisa dijadikan alat kampanye yang efektif.
Dari semua variabel yang dimiliki oleh semua pasangan capres-cawapres, dan melihat situasi serta dinamika politik yang berkembang, trend kenaikan elektabilitas Amin membuka peluang lebih besar bagi kemenangan Anies-Cak Imin di pilpres 2024. Analisis ini mirip dengan data yang saya dapat dari berbagai sumber kredibel yang tidak selalu bisa saya sebut di setiap tulisan.
(Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Apple Proyeksikan Penjualan iPhone Tumbuh Dua Digit di Kuartal Liburan, Saham Melonjak
Golden Dome AS Tak Berkutik: Pakar Beberkan Alasan Rudal Nuklir Burevestnik Rusia Tak Terkalahkan
Demo Toba PKL Tuntut Klarifikasi Pendeta Victor Tinambunan, Bupati Turun Tangan
3 Tersangka Penipuan Trading Kripto Rugikan Korban Rp 3 Miliar, Ini Modusnya