Dalam komunikasi tersebut FX Rudy meminta Gibran untuk mengembalikan KTA PDIP kepada DPC PDIP Solo.
Gibran pun mengakui bila dirinya sudah membaca pesan WhatsApp dari FX Rudy dan berjanji akan menemuinya dalam waktu dekat.
Gibran beralasan belum bisa menemui FX Rudy karena dirinya sibuk melakukan safari politik di sejumlah wilayah Jawa Tengah pada 28 dan 29 Oktober 2023.
"Ya secepatnya. Nanti saya bicarakan dengan Pak Ketua DPC dulu," jelas Gibran saat ditemui di kantornya, Senin (30/10/2023).
Ia saat ini sedang mencari waktu yang tepat untuk bertemu dengan FX Rudy.
Gibran sendiri telah menjalin komunikasi dengan Mantan Wali Kota Solo tersebut.
"(FX Rudy) udah WA saya. Entar ya. Nggih. Nanti, nanti. Saya carikan jadwal biar tidak saling tumpang tindih jadwalnya," lanjut dia.
Namun, ia belum memastikan apakah di pertemuan itu ia akan mengembalikan KTA dan menyerahkan surat pengunduran diri sebagai anggota PDIP.
"Belum (diungkapkan isi pertemuannya). Ya bertemu aja," katanya.
Karena Gibran tak kunjung mengembalikan KTA PDIP, DPC PDIP Solo pun mengirimkan surat permohonan kepada Gibran untuk mengembalikan KTA.
Bantah Gibran Sudah Gabung Golkar, Nurdin Halid: Dia Masih Jadi Kader PDIP
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid membantah rumor bahwa bakal cawapres Prabowo Subianto sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, telah menjadi kader Golkar.
Menurut Nurdin, Gibran sampai saat ini tetapi "merah" atau masih menjadi kader PDIP.
Oleh sebab itu, Nurdin menyebut rumor Gibran sudah "kuning" atau berpindah ke Golkar tidak benar.
"Sekarang ada isu bahwa Gibran dicalonkan karena sudah kuning (Golkar). Itu enggak. Gibran tidak jadi kuning. Sampai sekarang Gibran tetap merah, PDIP," kata Nurdin dalam acara Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu malam, (1/11/2023), dikutip dari Kompas.com.
Dia kemudian menyinggung pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang meminta kader PDIP untuk keluar jika bermain dua kaki.
Menurut Nurdin, persoalan Gibran bisa diselesaikan dengan mudah oleh internal PDIP.
"Oleh karena itu, bahwa sebetulnya sangat mudah, internal partai PDIP selesaikan secara internal, kita tidak boleh ikut campur," kata Nurdin.
Nurdin menyebut partai berlambang pohon beringin itu tidak akan mencampuri urusan di dalam internal PDIP.
Dia juga mengaku sepakat dengan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat yang menyebutkan, kedaulatan partai tidak boleh diintervensi. Djarot turut hadir dalam acara itu.
Kemudian, Nurdin mengungkap alasan Golkar memilih mendukung Gibran sebagai bakal cawapres Prabowo.
"Oleh karena itu, saya menegaskan bahwa Gibran itu adalah belum menjadi kader Partai Golkar. Kenapa Golkar mencalonkan? Itu adalah strategi dalam memenangkan pemilu," ujar dia.
Hasto singgung warna kuning
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Gibran sudah berpamitan dari partai.
Hasto mengatakan hal itu ketika ditanya apakah Gibran telah mengundurkan diri atau diberhentikan dari PDIP.
"Jadi, sudah pamit. Kalau sudah pamit itu kan sudah gamblang, sudah cetho welo welo (sangat jelas sekali, Bahasa Jawa)," ujar Hasto selepas mengikuti acara deklarasi Yenny Wahid dan Barikade Gus Dur di Hotel Borobudur, Gambir, Jakarta, Jumat, (27/10/2023).
Ketika ditanya tentang status Gibran di partai berlambang banteng itu, Hasto menyinggung warna merah yang telah berubah menjadi kuning.
Namun, dia tidak menjelaskan apakah hal itu menandakan bahwa Gibran telah berpindah ke Golkar yang menjadi salah satu partai anggota koalisi pengusung Prabowo.
"Bentar, kalau enggak tegas, warna merah dan kuning sama enggak?" tanya Hasto.
Komarudin: Gibran bukan lagi kader PDIP
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun menegaskan Gibran bukan lagi kader PDIP.
Komarudin menyebut Wali Kota Surakarta itu sudah tidak lagi menjadi kader partainya setelah mendaftarkan diri kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai cawapres Prabowo.
Dia kemudian menyinggung Megawati yang kerap meminta kader PDIP untuk tidak bermain dua kaki.
"Secara de facto, keanggotaan Gibran di PDIP telah berakhir setelah pendaftarannya secara resmi menjadi cawapres dari KIM. Jadi, teman-teman wartawan santai saja. Tidak perlu heboh," ujar Komarudin dalam keterangannya, Kamis, (26/10/2023).
Menurut Komarudin, persoalan keluar, pindah, dan berhenti dalam organisasi partai adalah hal yang biasa.
"Bahwa saat ini Gibran tidak tegak lurus dengan instruksi partai, maka dia otomatis tidak lagi di PDIP," kata dia menjelaskan.
Komarudin mengatakan masih ada banyak kader PDIP yang potensial.
"Tapi ingat, keluar satu kader, ada banyak kader-kader partai baru yang potensial bergabung dengan partai dan TPN (Tim Pemenangan Nasional) Ganjar-Mahfud," katanya
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Gelar Pahlawan Nasional Soeharto Tetap Diusulkan Pemerintah, Ini Kata Mensos
Komet 3I/Atlas Bukan Alien, BRIN Ungkap Fakta Usia 7 Miliar Tahun & Kapan Bisa Dilihat
Isu Subsidi Whoosh: Analisis Kontroversi & Sikap Pemerintah Prabowo
IKN Dijuluki Kota Hantu oleh The Guardian, Ini Bantahan Otorita dan DPR