Jokowi dari Hero to Zero: Gurita Bisnis Anak dan Skenario Politik Dinasti

- Rabu, 25 Oktober 2023 | 10:01 WIB
Jokowi dari Hero to Zero: Gurita Bisnis Anak dan Skenario Politik Dinasti



 OLEH: REDY LIANA

“LiIMA tahun ke depan, mohon maaf, saya sudah enggak ada beban. Saya sudah enggak bisa nyalon lagi. Jadi apapun yang terbaik untuk negara, akan saya lakukan”.


Kalimat berikut merupakan ucapan Presiden Joko Widodo saat kampanye 2019, saat dirinya kembali maju sebagai calon presiden periode 2019-2024. Mendengar ucapan tersebut, tentu publik banyak yang percaya dan berharap betul bahwa Jokowi memang akan melakukan segalanya untuk kebaikan dan kemajuan bangsa dan negara, alhasil dirinya terpilih kembali sebagai presiden.





Namun rupanya, ucapan itu hanya sebuah kiasan yang disampaikan semata-mata untuk memenuhi konten kampanye. Bagaimana tidak, selama kurang lebih sembilan tahun menjabat sebagai Presiden, ternyata banyak hal yang dilakukan oleh Jokowi terutama dalam rangka mengokohkan kepentingan bisnis keluarganya.


Sebagaimana kita tahu, Gibran dan Kaesang selaku anak kandung Jokowi memiliki beberapa bisnis, yang paling terkenal adalah bisnis bidang kuliner dengan brand Sang Pisang dan Markobar.


Walaupun di banyak momen, baik Gibran maupun Kaesang selalu menyatakan bahwa bisnisnya itu tidak memanfaatkan posisi bapaknya yang menjabat sebagai presiden tetapi murni sebagai bisnis yang dirintis dengan kerja keras. Akan tetapi, coba kita lihat apa yang terjadi pada Februari 2016 sebagaimana reportase Tirto.id yang dirilis dalam buku berjudul “Dinasti Politik Keluarga Jokowi”. Dilaporkan bahwa pada bulan dan tahun tersebut, Jokowi mengunjungi kantor Plug and Play yakni perusahaan akselerator start up yang berpusat di Silicon Valley, California, AS.


Dalam kunjungan tersebut, Jokowi meminta agar Plug and Play mengembangkan start up dan berinvestasi di Indonesia. Sembilan bulan kemudian, tepatnya pada 15 November 2016, CEO Plug and Play Saeed Amidi bertemu dengan Jokowi di Jakarta untuk membahas agar saat Plug and Play berinvestasi di Indonesia, diharapkan untuk membentuk perusahaan patungan atau venture capital di luar negeri.


Akan tetapi, rupanya pertemuan tersebut hanya gimmick semata, karena dua hari sebelum pertemuan, Plug and Play sudah sepakat bermitra dengan PT Gan Kapital untuk memenuhi permintaan Jokowi yakni melakukan investasi di Indonesia melalui venture capital.


Singkatnya, kongsi dagang tersebut memakai PT Gan Inovasi Solusindo sebagai anak usaha dari PT Gan Kapital. Kemitraan ini menggunakan PT Gan Inovasi Digitalindo dan Plug and Play Singapore Pte Ltd yang masing-masing menyetor saham sebesar Rp3,25 miliar.


Kemudian kongsi ini juga menamai brandnya dengan nama GK Plug and Play. Dimana Wesley Harjono dan Anthony Pradiptya menjabat sebagai direktur utama dan komisaris pada perusahaan tersebut. Lalu, apa kaitannya dengan Jokowi, terutama Gibran dan Kaesang dalam konteks ini?


Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa pemilik saham terbesar pada PT Gan Inovasi Digitalindo adalah PT Buana Mas Sejahtera, anak usaha dari PT Dian Swastatika atau induk usaha dari Sinar Mas Grup yang bergerak dalam bidang energy dan infrastruktur. Sebagaimana sudah disinggung di atas, bahwa nama brand dalam kemitraan tersebut adalah GK Plug and Play, dimana PT Harapan Bangsa (GK Hebat) adalah bagian dari platform akselerator bagi perusahaan rintisan di Indonesia atau dalam kata lain, GK Hebat merupakan salah satu kongsi dari kemitraan yang dimaksud. Sementara, komisaris GK Hebat sendiri adalah Kaesang Pangarep, sedangkan Direkturnya adalah Anthony Pradiptya.


Artinya, kemitraan antara Plug and Play dengan PT Gan Kapital sesungguhnya adalah sebuah jalan bagi perusahaan anak presiden untuk memperkokoh lini bisnisnya. Selain itu, masih merujuk pada sumber yang sama, PT Gan Kapital juga memiliki saham di PT Wadah Masa Depan melalui anak usahanya yakni P. Sinergi Optima Solusindo.


PT Wadah Masa Depan sendiri memiliki komisaris utama bernama Gibran Rakabuming Raka. Singkatnya, dari kemitraan investasi yang terjadi, sampai dengan perusahaan yang tidak terlibat dalam kemitraan tersebut pun, semuanya semata-mata memiliki relasi dengan peran Jokowi sebagai presiden. Artinya, sejak pertengahan Jokowi menjabat presiden pada periode pertamanya bahkan, mulailah tampak bagaimana dirinya membangun “gurita” bisnis keluarganya.


Sebetulnya masih banyak lagi bagaimana Jokowi benar-benar memainkan pengaruhnya sebagai presiden guna memperluas dan memperbesar bisnis keluarganya. Masih merujuk reportase Tirto.id, Jokowi sebetulnya juga banyak menggandeng para konglomerat Indonesia yang selama ini bisnis mereka sudah menggurita.


Misalnya, pada sekitaran 2020 bisnis kuliner Gibran bernama Mangkok Ku mendapat suntikan seed funding sebesar Rp28,3 miliar dari Alpha JWC Ventures. Mangkok Ku berada di bawah PT Pemuda Cari Cuan dengan Gibran dan Kaesang sebagai komisaris. Alpha JWC Ventures merupakan firma modal yang dimiliki oleh Jefrey Joe, Will Ongkowidjaja, dan Chandra Tjan, sebagaimana kita ketahui bahwa Will Ongkowidjaja adalah merupakan trah dari keturunan konglomerat Ongkowidjaja.


Tidak berhenti disitu, apabila kita cermati perkembangan bisnis keluarga Jokowi terutama yang dikelola oleh Gibran dan Kaesang, sangatlah berkembang pesat sejak Jokowi menjabat presiden. Masih merujuk sumber yang sama, pada 2009 misalnya hanya ada satu perusahaan yakni PT Rakabu Sejahtera, kemudian pada tahun 2010 berdiri Chilli Pari. Sejak 2015 setidaknya sampai dengan tahun 2019, bisnis keluarga Jokowi melejit dengan berdirinya banyak perusahaan.


Dari ilustrasi yang digambarkan dalam reportase Tirto.id misalnya, dua tahun pasca-Jokowi menjabat, tepatnya pada 2015 sampai dengan 2019 saja, kurang lebih sebanyak 21 entitas bisnis anak Jokowi telah berdiri, yang semuanya dimiliki secara langsung oleh Gibran dan Kaesang.


Halaman:

Komentar