Luhut Ngaku Telat Bersyahadat...

- Jumat, 13 Oktober 2023 | 13:00 WIB
Luhut Ngaku Telat Bersyahadat...

Oleh: Sudrajat (detikcom)


Punya banyak akal, serba bisa, dan mampu menyelesaikan berbagai persoalan. Demikian salah satu kesimpulan yang bisa dipetik dari kesaksian para sahabat, kolega, dan keluarga terdekatnya tentang sosok Luhut Binsar Pandjaitan. Kesaksian mereka tertuang dalam buku ‘Luhut Binsar Panjaitan Menurut Kita-kita’ karya Peter F. Gontha dan Mahpudi yang diluncurkan pada 28 September 2023.


Buku terbitan Gramedia ini melengkapi buku biografi ‘Luhut” dari adiknya, Kartini Sjahrir. Buku yang ditulis Noorca Massardi itu diterbitkan Penerbit Buku Kompas. Kedua buku tersebut seolah melengkapi informasi tentang Luhut seperti terselip dalam buku ‘Mengawal Integrasi, Mengusung Reformasi’ yang terbit pada 2013.


Saya pribadi pernah dua kali berinteraksi langsung dengan Jenderal Luhut. Pertama saat menemani Pak Ishadi SK dan Wahyu Daniel bertandang ke kantornya terkait urusan CNBC Indonesia pada awal 2018. Lalu pada pertengahan Juli di tahun yang sama mewawancarainya untuk program Blak-blakan. Dia pejabat yang efisien. Tak terlalu suka basa-basi. Menjawab pertanyaan dengan straight, cenderung nyablak khas orang Batak.


Saat mendapati buku ini di Gramedia Pejaten Village, saya tergoda oleh petikan kesaksian Sandiaga S. Uno di sampul belakang. Di situ digambarkan sikap Luhut saat memveto keputusan Prabowo yang begitu saja menyetujui restrukturisasi PT Kiani Kertas di Kalimantan atas saran Sandiaga yang kala itu bersama Rosan P. Roeslani menjadi penasihat keuangan di bawah bendera Recapital.


Sebagai Komisaris, Luhut dan Hendropriyono yang masuk ke ruangan presentasi belakangan langsung merespons dengan suara menggelegar. “Wo…gila lu. Lu kasih mayoritas. Tidak bisa…gua tidak setuju!”. Mendengar penolakan yang mengentak tersebut, Sandiaga mengaku, “saya hampir kencing di celana.” Usulan proyek restrukturisasi tersebut pun gagal.


Untuk diketahui, setelah berhenti dari dunia ketentaraan pada 1998, Prabowo terjun ke dunia bisnis di Yordania dengan skala bisnis besar. Pada 2004 Prabowo mengelola PT Kiani, perusahaan pengolahan kertas dan bubur kertas. Perusahaan yang tengah terlilit kredit macet di Bank Mandiri dibelinya dari Bob Hasan itu atas restu Wakil Presiden Jusuf Kalla.


Halaman:

Komentar