Ya ini sudah melanggar, bahwa melanggar tata ruang," pungkas Marwan Batubara. Sementara yang strategis, yakni memiliki peran strategis terhadap perekonomian, kesejahteraan sosial, pertahanan dan keamanan dan sebagainya.
"Nah, kalau kita undang China ke daerah suatu yang kosong, lalu luasnya itu, sampai ribuan hektare, itu menjadi kesempatan China bisa menancapkan kuku," jelas Marwan Batubara. Maka, Marwan Batubara katakan, apa yang disebutkan Said itu sangat benar.
Mengapa? karena menurut Marwan Batubara kitreria strategis sudah dilanggar. Bahkan tak itu saja, masih ada kitreria oprasional. Di mana Marwan Batubara katakan, misalnya suatu proyek dikatakan opresional.
"Maka itu proyek-proyek usulan baru harus memiliki kajian prastudi kelayakan. Namun ini tak ada, lalu bagaimana bisa membuat studi kelayakan, apalagi kalau emang ini swasta ya, itu tak akan dibuka," ujar Marwan.
"Apalagi, swasta itu sedang menjalankan agenda oligarki, cuci uang maupun kepentingan China dan Singapura," sambungnya menjelaskan. Maka dari itu, Marwan Batubara menilai proyek Rempang ini adalah sesuatu yang sangat relevan untuk ditolak.
"Di mana modus yang digunakan menjadikan Proyek Rempang ini sebagai proyek strategis nasional, sehingga punya payung hukum," ujarnya. "Meskipun payung hukum itu sendiri, kalau digunakan kitreria ada yang di dalamnya tidak relevan dan tidak masuk untuk menjadi Proyek Strategi Nasional (PSN)," pungkasnya.
Oleh karena itu, dia sebutkan ada dua hal penting yang harus diriview, yakni soal motif dan modus Proyek Rempang Eco City.
"Kalau bicara motif, ini jelas bagi yang investasi ada kepentingan untuk berburu rente, bagi penguasa dan pengusaha ologarkis," katanya. Di mana di dalam hal ini, dia sebutkan termasuk orang-orang yang tamak untuk mendapatkan rente, sekaligus melanggengkan kekuasaan.
"Kedua, ada kepentingan bagi China. Kalau ada wilayah itu luasnya 1.700 hektare, sementara Singapura itu lebih kecil bagi Rempang, maka karena wilayahnya sudah padat penduduk. Ada kepentingan juga bagi Singapura untuk memanfaatkan lahan ini," pungkasnya.
"Akan tetapi, sekaligus juga kalau ada pabrik kaca, bisa saja, limbahnya itu pasir bisa mengeruk reklamasi Singapura, misalnya itu," sambungnya mengungkapkan. Namun ada juga, dia sebutkan, bahwa daerah ini bakal menjadi daerah industri, wisata, perdagangan dan bisnis sebagainya.
"Jadi lebih banyak mendapatkan manfaat itu, Singapura. Jadi di sini ada kepentingan ekspansi wilayah, ekonomi dan penjajahan oleh Singapura," ujar Marwan Batubara. Bahkan Marwan Batubara sebutkan ada lagi yang lebih penting.
Yakni, kepentingan ekspansi wilayah ekonomi, penyebaran penduduk, dan implementasi penyebaran obor, yaitu one belt one road china. "Jadi saya kira, motif yang ketiga perlu diperhatikan, soal bicara proyek ini" tegas Marwan Batubara.
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
PNM Raih Penghargaan Inovasi Keuangan Berkelanjutan di CNN Indonesia Awards 2025, Bukti Komitmen untuk UMKM dan Perempuan
Mahfud MD Sebut Jokowi Lugu di Awal Pemerintahan, Soroti Proyek Whoosh
Tanggul Baswedan Jebol: Debit Air Tinggi dan Akses Sempit Hambat Perbaikan
Retak Hubungan Jokowi-Prabowo? Proyek Whoosh dan IKN Disebut Pemicu