"Pertanyaannya adalah, kapan model embrio dianggap sebagai embrio? Ketika itu terjadi, kita tahu peraturannya. Saat ini kita benar-benar jauh dari titik itu," kata ketua tim Jacob Hanna.
Penelitian ini diharapkan dapat membuka pintu bagi cara-cara baru untuk menguji efek obat-obatan pada kehamilan, lebih memahami keguguran dan penyakit genetik, serta bahkan mungkin untuk menumbuhkan jaringan dan organ transplantasi.
"Tidak identik. Memang ada perbedaan dengan embrio manusia, tapi tetap saja ini pertama kalinya kalau buka atlas atau buku pelajaran bisa dibilang, iya aku benar-benar melihat kemiripannya," kata Hanna.
Dia mengatakan timnya mengambil sel induk yang berasal dari sel kulit manusia dewasa, serta sel lain yang dibiakkan di laboratorium, kemudian mengembalikan sel tersebut ke keadaan awal dengan potensi untuk berkembang menjadi jenis sel yang berbeda.
Sumber: rmol.
Artikel Terkait
Kebakaran Terra Drone: Misteri Pemetaan Sawit Ilegal & Bencana Sumatera Terungkap?
Visa Kartu Emas AS: $1 Juta untuk Izin Tinggal, Benarkah Adil? Analisis Kontroversi
BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru
Kecelakaan SDN 1 Kalibaru: 20 Siswa dan Guru Terluka Ditabrak Mobil Pengangkut MBG