Sementara itu, Prof Tjandra Yoga katakan, sebuah laporan penelitian lanjutan pada Maret 2022 dalam Jurnal ilmiah “Proc. ACM Interact. Mob. Wearable Ubiquitous Technol” memberi perspektif yang berbeda.
Peneliti menggunakan metode “iSpray (Intellegent Spraying)” yang dinilai sebagai suatu desain perangkat lunak baru tentang teknik penyemprotan air yang lebih baik.
Hasil penelitian menyebutkan “iSpray” dengan intelegensia memberi cara penyemprotan yang lebih efisien dan memberi dampak baik pula pada penanganan polusi udara. Menurut Tjandra, India pernah mencoba menyemprotkan air saat Kota New Delhi mengalami polusi udara.
Namun ini tidak memberikan hasil yang memadai, dan media The Times of India pada November 2020 menyatakan bahwa menyemprotkan air mungkin tidak membuat masyarakat mendapatkan udara bersih.
Laporan mengungkapkan penyemprotan air akan ada gunanya hanya pada daerah yang sedang banyak membangun gedung dan menimbulkan debu, yang apabila terbawa angin dapat menyebabkan banyak debu beterbangan.
"Dengan beberapa penjelasan di atas maka memang harus betul-betul dianalisa secara ilmiah cara apa yang akan kita gunakan untuk mengatasi polusi udara yang masih terus buruk pada hari-hari ini," ujar Prof Tjandra Yoga.
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Kebakaran Maut Terra Drone: Izin Laik Fungsi Era Jokowi-Ahok Dipertanyakan
Anggaran K/L Dikembalikan Rp 4,5 Triliun, Menkeu Purbaya Ungkap Penyebab Penyerapan Lambat
Insiden Penyerangan WNA China ke Anggota TNI di Tambang Emas Ketapang: Kronologi & Fakta Terbaru
Kritik Rencana Sawit Papua Prabowo: Swasembada Energi vs Ancaman Deforestasi