Kini Publik menanyakan sumber aliran dana pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang. Mantan orang dalam Ponpes Al Zaytun kini bongkar rahasianya.
Sumber aliran dana Ponpes Al Zaytun Terbongkar Melalui program acara Fakta, tvOne sumber dana besar yang terus melimpah ke Ponpes Al Zaytun kini dibongkar oleh mantan orang dalam.
Tiara Harahap berhasil menemui salah satu pengikut dari Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang. Dan juga turut membangun dari ponpes masih direncanakan hingga diresmikan pada tahun 1999.
Anto adalah anggota anggota NII (Negara Islam Indonesia) KW 9 dibawah pimpinan Panji Gumilang, meski hanya beberapa tahun bergabung, namun Anto sangat mengetahui bagaimana dirinya melakukan proses penggalangan dana. Dimana semua penggalangan dana itu ditujukan kepada Panji Gumilang.
"Dalam penggalangan dana yang kemudian untuk Al Zaytun, itu otomatis harus menjadi anggota NII dulu, kalau Al Zaytun sekarang muncul sebagai sebuah entitas yang besar yang diresmikan pada tahun 1999," tuturnya yang dilansir dari program acara Fakta, tvOne.
Menurutnya, itu merupakan proses pembangunannya ke belakang panjang dari tahun 1996, dan artinya sebelumnya sudah dipersiapkan dananya. Soal penggalangan dana, Anto mengaku bahwa itu berasal dari jaringan bawah tanah, orang-orang yang tergabung dalam kelompok NII.
Anto juga mengatakan bahwa Panji Gumilang tidak mendapatkan keuntungan dari bisnis pendidikan di Ponpes Al Zaytun. "Dari mana uangnya? bukan dari Saudi, bukan dari luar negeri. Dari dalam negeri, dari orang-orang NII yang menyetorkan setiap bulan miliaran untuk memutar roda organisasi," ungkapnya.
Mantan anggota NII juga mengungkapkan bahwa semua telah disiapkan, seperti program pendidikan hingga ibukota. "Kita punya basis, kita punya program yang dijalankan, kita punya Ummul Quro ini Indramayu, punya program pendidikan, kesehatan, militer dan sebagainya, ini harus dibiayai," ujarnya.
Bahkan dari tingkatan wilayah Gubernur ke bawah, Anto menyatakan bahwa Indramayu atau Ponpes Al Zaytun sebagai Ummul Quro, ibukota NII. "Madinah Indonesia itu di Al Zaytun, makanya jangan heran tiap berkumpul 100 ribu orang, 200 ribu orang, itu real," pungkasnya.
"Dan itulah kapal selam besar yang mensuplai uang untuk kapal pesiar yang tidak punya mesin itu," sambungnya. Lalu, Anto ditanya soal apa yang membuatnya untuk mengakhiri kisahnya sebagai anggota NII KW9.
"Penggalangan dana itu kan, melegalisasi semua tindakan, itu imbasnya kepada pribadi-pribadi yang melakukan aksi-aksi kriminal," terangnya. "Saya sebagai pimpinan kan punya jemaah banyak, mahasiswa terutama," ucapnya membeberkan jumlah anggota dari NII.
Dirinya merincikan jumlah anggota dari NII KW 9,"Satu desa kan bisa sampai 100 sampai 200 orang, kalau satu kecamatan kan minimal 1000 orang," ujarnya. "Dan 1000 orang semuanya suruh nyuri, perkara tuh, ada yang ditangkap polisi, ditangkap militer, ditangkap keluarga," tuturnya.
Di mana setelah itu semua terjadi yang terjerat dengan kasus pidana, maka Anto bertanya kepada pimpinan bahwa apa yang dilakukan kepada mereka yang sudah berkontribusi.
Tetapi jawabannya malah, "Tinggalkan," ucapnya menirukan dari Pimpinan Al-Zaytun. "Alasannya keamanan, kalau sudah tidak berguna, tinggal. Kalau masih ada, ya diperas sampai habis. Kan jadi berpikir ulang saya," tuturnya.
Hal yang meresahkannya adalah bagaimana jika dirinya bernasib sama dengan anggota NII yang ditangkap polisi tersebut dan ditinggalkan.
"Jadi buat apa berjihad, tetapi orang-orang yang sudah berkontribusi malah ditinggal begitu saja, pertanyaan itu kemudian membuat saya dianggap ini dianggap indisipliner," tutupnya.
Sumber: tvOne
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Prabowo di KTT APEC 2025: Pencucian Uang & Perdagangan Orang Ancam Ekonomi Global
Kerusuhan DPRD Pati: Massa Bakar Ban Kawal Rapat Pemakzulan Bupati Sudewo 2025
Timnas Indonesia U-17: Peluang Lolos Fase Gugur Piala Dunia 2025 & Analisis Grup
Prabowo Serukan Kerja Sama Global di KTT APEC 2025: Bangkit dari Ketakutan dan Perkuat Kolaborasi